REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok peretas LockBit Ransomware mengaku bertanggung jawab atas serangan siber ke Bank Syariah Indonesia (BSI). LockBit Ransomware mengaku mencuri sejumlah informasi dari BSI.
"Kami juga ingin menginformasikan telah meretas 1,5 terabite data pribadi," tulis LockBit lewat surat ancamannya seperti dikutip kicauan @darktracer_int, Sabtu (13/5/2023).
LockBit Ransomware memberikan waktu 72 jam untuk menegosiasikan masalah tersebut. Tertulis dalam surat ancamannya itu tenggat waktu 15 Mei 2023, pukul 21:09:46 UTC.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai LockBit Ransomware. Dikutip dari Kaspersky, LockBit Ransomware merupakan perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses pengguna ke sistem komputer dengan imbalan pembayaran uang tebusan.
LockBit akan secara otomatis memeriksa target yang berharga, menyebarkan infeksi, dan mengenkripsi semua sistem komputer yang dapat diakses di jaringan. Ransomware tersebut digunakan untuk serangan yang sangat bertarget terhadap perusahaan dan organisasi lain.
Apa itu Ransomware LockBit?
LockBit adalah serangan ransomware baru dalam rangkaian panjang serangan siber pemerasan. Sebelumnya dikenal sebagai ransomware ABCD telah berkembang menjadi ancaman unik dalam lingkup alat pemerasan ini.
LockBit merupakan subkelas dari ransomware yang dikenal sebagai virus kripto karena membentuk permintaan tebusan di sekitar pembayaran finansial sebagai imbalan untuk dekripsi. Sebagian besar serangan berfokus pada perusahaan dan organisasi pemerintah daripada individu.
Assalamualaikum, Sahabat Syariah!
Alhamdulillah, per Kamis, 11 Mei 2023, layanan BSI Mobile sudah bisa digunakan kembali.
Yuk simak video berikut untuk tahu fitur apa yang sudah bisa diakses pada BSI Mobile! pic.twitter.com/xCRTQalQk7
— Bank Syariah Indonesia (@bankbsi_id) May 12, 2023