REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perekonomian Malaysia mencatat pertumbuhan 5,6 persen pada kuartal pertama 2023. Angka itu melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia (5 persen), China (4,5 persen) dan Vietnam (3,3 persen).
Perdanam Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang juga merangkap Menteri Keuangan Malaysia, mengatakan bahwa pertumbuhan kuartal pertama menyumbang capaian pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 4 hingga 5 persen pada 2023. Raihan kuartal pertama itu juga lebih tinggi dari kuartal pertama 2022 yang mencapai 4,8 persen.
"Prestasi ekonomi Malaysia pada kuartal pertama 2023 disokong oleh peningkatan aktivitas ekonomi pertumbuhan berbasis luas di semua sektor, terutama sektor jasa yang tumbuh sebesar 7,3 persen dan manufaktur sebesar 3,2 persen," kata Anwar, Jumat (12/5/2023).
Pertumbuhan ekonomi juga disumbang oleh permintaan domestik yang berkelanjutan, terutama belanja swasta, dan perbaikan di pasar tenaga kerja. Pasar tenaga kerja di Malaysia terus mencatat momentum pertumbuhan pada kuartal pertama 2023 dengan tingkat pengangguran sebesar 3,5 persen, turun dari 3,6 persen darikuartal empat 2022.
Menurut Anwar, laju inflasi pada kuartal pertama 2023 juga turun menjadi 3,6 persen dari 3,9 persen padakuartal empat 2022. Hal itu disokong oleh pengendalian harga dan pemberian subsidi konsumen oleh pemerintah.
Inflasi Malaysia pada Maret 2023 tercatat 3,4 persen, lebih rendah dari beberapa negara maju dan tetangga seperti Inggris (10,1 persen), Filipina (7,6 persen), Singapura (5,5 persen), Amerika Serikat (5 persen) dan Indonesia (5 persen).