REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada kuartal I 2023 tercatat 4,95 persen (YoY). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap, pertumbuhan ekonomi itu dapat berimbas pula pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Berdasarkan catatan yang ada, ekonomi Jatim berkontribusi sebesar 14,29 persen untuk perekonomian nasional. "Alhamdulillah secara year on year semua lapangan usaha di Jatim mengalami pertumbuhan positif," kata Khofifah, Sabtu (13/5/2023).
Dijabarkan, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan paling signifikan adalah pengadaan listrik dan gas yang tumbuh 19,39 persen. Kemudian diikuti lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan pertumbuhan 11,74 persen.
"Selanjutnya lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 9,43 persen," ujarnya.
Khofifah menjelaskan, secara Q-to-Q, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim menurut lapangan usaha masih didominasi lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 31,00 persen.
Kemudian diikuti Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 19,13 persen, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 10,76 persen, serta Konstruksi sebesar 8,79 persen.
"Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jatim mencapai 69,69 persen," kata dia. Dari sisi pertumbuhan, lanjut Khofidah, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tercatat tumbuh paling signifikan mencapai 14,29 persen di kuartal I/ 2023.
Menurutnya ini menjadi bukti bahwa komitmen Pemerintah Provinsi Jatim terhadap keberlangsungan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tidak main-main.
"Produksi pertanian, kehutanan, dan perikanan Jatim tidak hanya untuk kebutuhan Jatim saja, namun juga provinsi-provinsi lain yang juga ikut bergantung pada Jatim," ujarnya.
Ditegaskan, pertumbuhan positif di kuartal I/2023 ini menjadi langkah yang baik untuk menyongsong perekonomian setahun ke depan. "Dengan semangat Jatim Bangkit, kita optimistis pertumbuhan ekonomi Jatim di 2023 bisa lebih baik dibanding tahun sebelumnya," ujarnya.