Ahad 14 May 2023 09:50 WIB

Penjualan Properti di Qatar Melonjak Setelah Piala Dunia, Stabil Hingga Kini

Banyak acara internasional yang terjadi di Qatar dan banyak proyek masuk.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Qatar akan menjadi tuan rumah FIBA World Cup 2027. Banyak acara internasional yang terjadi di Qatar dan banyak proyek masuk.
Foto: Dok FIBA
Qatar akan menjadi tuan rumah FIBA World Cup 2027. Banyak acara internasional yang terjadi di Qatar dan banyak proyek masuk.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pasar penjualan properti di Qatar saat ini terus stabil selama kuartal II 2023. Pakar real estate menyebut harga properti masuk stabilitas baru setelah momentum Piala Dunia.

“Orang-orang memperkirakan ada penurunan di pasar, tapi kami belum melihatnya. Harganya sudah stabil sejak Piala Dunia,” kata Direktur Pelaksana NelsonPark Property Jeffrey Asselstine seperti dilansir Zawya, Ahad (14/5/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, ada sejumlah opsi baru yang sangat baik dan dibawa ke pasar melalui pengembangnya. Selain meningkatnya pembeli yang masuk pasar, kata pejabat itu, volume penjualan juga tinggi, terutama pada pembangunan infrastruktur.

Maka, penjualannya meningkat dua kali lipat pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan kuartal sebelumnya. Jeffrey juga menyoroti, jumlah konsumen yang bertanya tentang pasar penjualan properti telah melonjak dari waktu ke waktu.

Hanya saja, laporan menyatakan tidak ada dampak besar yang memengaruhi harga di pasar. Para ahli menjelaskan, salah satu hal utama yang dapat memengaruhi pasar, yaitu ekonomi global dalam kaitannya dengan ekonomi AS dan Barat.

Direktur Penjualan dan Pemasaran di Proyek Real Estat Ibnu Ajayan Mahdi Hachana menambahkan, telah terjadi stabilitas di pasar setelah Piala Dunia. Ini merupakan berita bagus bagi investor dan pemangku kepentingan.

“Salah satu alasan stabilitas ini, yaitu bagaimana Qatar berurusan dengan investor sebagai mitra nyata dan mendukung pasar real estate. Sangat menggembirakan melihat tingkat kolaborasi dan komitmen menuju pertumbuhan berkelanjutan ini," ujar dia.

Baginya, penyesuaian di pasar real estate akan berdampak positif bagi negara. Ia menantikan untuk melihat manfaat dari penyesuaian ini dalam beberapa bulan mendatang.

General Manager Real Estate Coreo Jadwat Al Kateb menambahkan, permintaan proyek properti telah meningkat sejak beberapa tahun terakhir. Dirinya telah melihat peningkatan permintaan untuk penjualan.

“Banyak acara internasional yang terjadi di Qatar dan banyak proyek. Termasuk ekspansi energi, perusahaan teknologi baru, dan teknologi pemula juga telah memasuki pasar," kata dia.

Jadi, dia melanjutkan, dengan orang-orang yang berdatangan, peningkatan permintaan penjualan sudah diantisipasi. Setelah memperoleh tingkat hunian yang sangat besar, pejabat real estate tersebut mengatakan penjualan terus berkembang mendorong pertumbuhan ekonomi Qatar.

“Kami menerima permintaan yang sangat besar dan telah mencapai tingkat hunian yang sangat besar juga. Okupansi hampir 100 persen di banyak tower,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, setiap menara beroperasi antara 95 hingga 100 persen hunian saat ini. "Kami melakukan sesuatu yang mungkin unik yang tidak dilakukan dalam beberapa tahun terakhir dan ini menghasilkan pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan," kata Jadwat.

Selama Idul Fitri dan Ramadhan pada kuartal II, penjualan properti di Qatar melonjak di beberapa sektor. Termasuk pasar emas, e-commerce, perhotelan, restoran dan hotel, pasar perumahan, dan properti perumahan.

Pada 2015, harga tanah di Qatar, mencapai sekitar setengah dari nilai penjualan properti di negeri petrodollar itu dan 10 kali dari pasar negara maju. Lonjakan harga ini membuat perumahan, bahkan yang mewah sekalipun tidak menguntungkan.

Berdasarkan indeks harga properti Qatar yang dilansir bank sentral meliputi tanah, vila, dan bangunan tempat tinggal, mencapai 271,3 poin pada Maret 2015. Indeks ini naik dari 194,5 poin pada Januari 2014.

Tidak seperti tetangganya Dubai, tren properti sudah tidak lagi meledak dan harga masih sekitar seperlima di bawah harga tertinggi pada 2008. Penduduk setempat dan warga negara lainnya di Timur Tengah merupakan pembeli utama unit freehold Qatar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement