Senin 15 May 2023 19:22 WIB

Wakil Kepala BPIP: Kirab Panji dan Mahkota Kerajaan Sumedang Gali Mutiara Pancasila

Kirab Panji dan Mahkota merupakan bagian dari upaya menggali mutiara nilai Pancasila.

Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Karjono Atmoharsono, mewakili Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi, menghadiri Kirab Panji dan Kirab Mahkota Kemaharajaan Sunda di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Ahad (14/5/2023).
Foto: BPIP
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Karjono Atmoharsono, mewakili Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi, menghadiri Kirab Panji dan Kirab Mahkota Kemaharajaan Sunda di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Ahad (14/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Karjono Atmoharsono, mewakili Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi, menghadiri Kirab Panji dan Kirab Mahkota Kemaharajaan Sunda di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Ahad (14/5/2023).

Dalam sambutannya ia mengatakan, Kirab Panji dan Mahkota merupakan bagian dari upaya menggali mutiara nilai Pancasila karena telah melestarikan budaya bangsa, kearifan lokal dari masa sejarah Kerajaan Sunda. "Kegiatan ini merupakan bagian dari menggali mutiara Pancasila yang ada di Sumedang," ujarnya dalam siaran pers.

Baca Juga

Kegiatan ini menggambarkan refleksi bagaimana dahulu Panji dibawa oleh Prabu Aji Putih dari Darmaraja dan mahkota Binokasih merupakan sejarah ketika Kerajaan Sumedang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Pajajaran). "Mahkota diserahkan Prabu Siliwangi melalui hulu balangnya kepada Pangeran Geusan Ulun," ujarnya.

photo
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Karjono Atmoharsono, mewakili Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi, menghadiri Kirab Panji dan Kirab Mahkota Kemaharajaan Sunda di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Ahad (14/5/2023). - (BPIP)

 

Filosofi Insun Medang Insun Madangan yang kemudian menjadi kata "Sumedang", warga Sumedang harus bermanfaat bagi bangsa dan negara. Insun Medal berarti (Insun: Aku , Medal: Keluar ). Insun Medal berarti (Insun: Daya , Madangan: Terang)

"Aku Lahir Untuk Memberikan Penerangan. Pada dasarnya Hidup yang lebih bermanfaat. Sementara, kata Sumedang berasal dari kata insun madangan yang berubah pengucapannya menjadi sun madang dan selanjutnya berubah menjadi Sumedang," kata Karjono.

Waka BPIP mengajak, mari kita jadikan Pancasila layaknya bintang penerang. Sehingga, kita akan mampu melalui berbagai tantangan dan ujian di tengah cita-cita mewujudkan kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia sebagai bangsa majemuk memiliki tantangan besar dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan masyarakatnya yang terdiri atas berbagai etnis, suku, budaya, dan agama. Kemajemukan bangsa Indonesia dewasa ini juga makin diuji dengan timbulnya riak-riak dari aksi segelintir kelompok dengan menyebarkan paham-paham yang dapat merusak tatanan kehidupan bangsa yang berlandaskan Pancasila.

Menurut dia, dengan Pancasila, kita mampu melalui tantangan dan ujian yang ada saat ini, terutama keberagaman yang ada di Indonesia, tapi bangsa Indonesia dapat tetap rukun. "Bapak-ibu semuanya, dibandingkan negara lain, seperti negara yang ada di Timur Tengah yang memiliki sedikit suku, ras, agama, tetapi selalu perang, tetapi, alhamdulillah, kita memiliki ribuan suku, budaya, maupun ragam agama, tetapi kita selalu rukun," ujarnya.

Ia berharap Kabupaten Sumedang menjadi pelopor dalam persatuan dan kesatuan sebagaimana yang diwariskan oleh para leluhur. Dalam kesempatan yang sama, Raja Keraton Sumedang Larang Paduka Sri Radya HRI Lukman Soemadisoeria mendorong Pemerintah Sumedang dan Keraton Sumedang Larang untuk bekerja sama dalam Pembinaan Ideologi Pancasila.

Ia bahkan memberikan tujuh mandat atau titah melalui Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), di antaranya untuk mengembalikan kesejatian Pancasila, menyerap aspirasi para kesultanan dan raja, serta menyoroti situasi bangsa Indonesia. Sekretaris Jenderal DPD RI Rahman Hadi saat membacakan pidato, berkomitmen akan menyampaikan aspirasi atau titah dari kerajaan keraton Sumedang Larang kepada ketua DPD RI.

Meskipun demikian, pihaknya akan terus gencar melakukan titah yang disampaikan para sultan dan raja. Pihaknya bahkan mengapresiasi kegiatan tersebut karena sebagai refleksi perjuangan para kesultanan untuk membangun sistem negara. "Kerajaan Nusantara inilah yang melahirkan tradisi pemerintahan, baik dari pendidikan, penulisan maupun pengobatan," katanya.

Selain itu, puncak sumbangsih kerajaan Nusantara ini untuk bangsa dan Negara Indonesia adalah dukungan morel maupun materiel dari para raja Nusantara dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia. "Sumbangsih dalam proses lahirnya NKRI adalah salah satunya adalah dari Keraton Sumedang," ujarnya.  

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengakui, kegiatan dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Sumedang ke-445 tersebut berbeda dengan sebelumnya. Kirab ini dimulai dari Kabupaten Ciamis, Bogor, dan berakhir di Kabupaten Sumedang.

"Hal ini berdasarkan peristiwa sejarah mahkota sebagai simbol Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Kerajaan Sumedang Larang," ucapnya.

Selain mengucapkan syukur dan terima kasih, dirinya mengajak kepada seluruh stakeholders untuk berkolaborasi, gotong royong dalam membangun bangsa dan negara, terutama untuk Kabupaten Sumedang.

"Saya mengajak kepada seluruh ASN dan pemerintah pusat untuk berkolaborasi bergotong royong untuk kemajuan Sumedang," ujarnya.

Dirinya juga menekankan warga Sumedang di mana pun berada untuk menjadi solusi dalam pembangunan Kabupaten Sumedang serta bangsa dan negara Indonesia. "Makna filosofi Sumedang ini adalah orang Sumedang di mana pun berada harus jadi solusi," tegasnya.

Ia berharap Kirab Panji dan Mahkota Binokasih ini bisa menggugah semua masyarakat Sumedang untuk meneruskan perjuangan para leluhur Sumedang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement