Selasa 16 May 2023 05:15 WIB

Agama Dijadikan Komedi, MUI: Bukan untuk Memelesetkan

Menjadikan agama sebagai lelucon, bisa terjerat pidana penistaan dan ujaran kebencian

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi Stand-up Comedy
Foto: Pixabay
Ilustrasi Stand-up Comedy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni dan Budaya Dr KH Jeje Zaenudin menyampaikan pandangannya soal komedi yang mengangkat topik agama. Menurut dia, ada yang penting untuk diperhatikan saat seorang komedian, khususnya komika, hendak menampilkan stand up comedy.

"Jika materi agama dijadikan lelucon dalam stand up comedy tentu saja rawan tergelincir kepada perbuatan yang bersifat mempermainkan dan mengolok-olok agama dilarang oleh agama itu sendiri," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (15/5/2023).

Allah SWT berfirman, "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, 'Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah, 'Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok,'" (QS At Taubah ayat 65).

Jeje menjelaskan, secara hukum negara pun, komedian yang menjadikan agama sebagai lelucon bisa terjerat kepada pidana penistaan agama dan ujaran kebencian. Karena itu, seorang komedian perlu memperhatikan beberapa hal.

Dia mengatakan, jika memang ingin menyampaikan materi agama dalam stand up comedy, materi agamanya harus benar, shahih, valid, dan betul-betul memahaminya secara benar. Selain itu, dalam menyampaikannya pun secara baik dan benar.

"Sekiranya ingin melucu, bukan dengan memelesetkan apalagi menyelewengkan materi atau istilah-istilah yang mulia dalam agama, tetapi kelucuan perilaku orangnya," katanya.

Jeje juga menambahkan, berdakwah dengan cara komunikasi yang baik, yang diselipi kelucuan dalam penyampaiannya, baik dari sisi gaya bahasa, tutur kata, gaya bahasa tubuh, maupun contoh lainnya, tanpa mengada-ada dan tidak dibuat-buat, adalah hal yang wajar. Bahkan, bisa menarik pendengar dalam menerima suatu materi yang penting dengan penyampaian yang menghibur.

"Demikian juga, jika seorang komedian menghibur pemirsanya dengan menyampaikan materi yang sarat dengan nilai-nilai moral dan akhlak mulia, tentu akan memiliki nilai dakwah," tuturnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement