Sabtu 20 Sep 2025 14:42 WIB

Soroti Pernyataan Rabi Yahudi, MUI: Justru Teroris Itu Israel 

Para rabi Yahudi telah menjadi provokator terjadinya ethnic cleansing.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas saat berbincang dengan Republika di Gedung PP Muhammadiyah Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Foto: Republika/Havid Al Vizki
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas saat berbincang dengan Republika di Gedung PP Muhammadiyah Jakarta, Jumat (18/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas menyoroti sikap sejumlah tokoh agama Yahudi yang dinilai justru memperkeruh situasi konflik di Palestina. Ia menilai, para rabi Yahudi telah menjadi provokator terjadinya ethnic cleansing dan genosida terhadap rakyat Palestina.

Pernyataan itu disampaikan Anwar Abbas menanggapi pidato salah satu rabi Yahudi dalam sesi penutupan "Congress of the Leaders of World and Traditional Religions" ke-8 di Astana, Kazakhstan, pada 17-18 September 2025. 

Baca Juga

Dalam forum internasional tersebut, rabi itu berulang kali menyerukan “kami cinta damai” dan “stop terorisme” dengan suara lantang. Menurut Buya Anwar, seruan tersebut tidak lepas dari kondisi yang dialami rakyat Israel yang hidup dalam ketakutan akibat serangan roket maupun drone dari Hamas, Iran, dan Houthi. 

Namun, ia menegaskan bahwa pertanyaan mendasar adalah siapa sebenarnya yang patut disebut sebagai teroris.

“Siapakah yang mereka anggap sebagai teroris? Apakah Hamas, Iran dan Yaman? Atau malah Israel itu sendiri? Tentu saja berdasarkan data dan fakta yang ada yang telah menjadi teroris itu adalah Israel itu sendiri," ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (20/9/2025).

Karena, lanjutnya, sejak 1948 Israel lah telah menebarkan ketakutan dengan merampok tanah dan menjajah rakyat Palestina. 

Buya Anwar menilai, jika para rabi sungguh ingin rakyat Israel hidup aman dan damai, seharusnya mereka mendorong pemerintah Israel mengembalikan tanah-tanah yang dirampas dan menghentikan praktik penjajahan. Namun kenyataannya, katanya, para pemuka agama Yahudi justru ikut memberikan legitimasi atas tindakan kekerasan Israel.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement