REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Astrid (35) warga Sumber, Banjarsari keluhkan naiknya harga telur yang menyentuh angka Rp 30 ribu di pasaran. Akhirnya ia terpaksa mengurangi konsumsi telur yang ada.
"Ya mengeluhkan lah, kalau untuk ekonomi yang pas-pasan sampai segitu ya gak kuat belinya," kata Astrid, Selasa (16/5/2023).
"Kalau bisa harga telur turun, kasihan rakyat bawah, dulu harga telur paling mahal 24 ribu sekarang ada yang 32 ribu," tambahnya.
Astrid mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa mengurangi konsumsi harian telurnya. Ibu beranak tiga tersebut mengaku biasanya belanja telur hingga 3 kg namun lantaran harga naik ia hanya membeli 1 kg.
"Kalau bisa ya normal-normal aja harganya, kalau harganya masih murah itu ya bisa 3 kg tapi harganya melambung gini ya sekilo aja. Ya terpaksa sebagai makanan sehari-hari ya dikurangi," katanya.
Sementara itu, Widiastuti, salah satu pedagang telur di Pasar Legi kota Solo mengungkapkan harga telur telah merangkak naik sejak sepekan ke belakang.
"Sebelumnya Rp 28 ribu per kg, tapi karena harga telurnya naik sejak seminggu yang lalu, sekarang 30 ribu per kgnya," kata Widi, Senin (15/5/2023).
Widi mengungkapkan bahwa kemungkinan naiknya harga telur karena beberapa hal. Diantaranya pasokan yang berkurang hingga harga pakan ayam petelur yang tinggi sehingga mengerek harga telur.
"Pasokannya kurang, pakannya naik makanya harga telurnya naik. Minat masyarakat? Biasa, tapi emang bulan setelah lebaran itu banyak yang punya acara jadi mungkin pengaruh sama harga telur," katanya.