Selasa 16 May 2023 12:32 WIB

Tudingan Politisasi Bansos, Kemensos ke Sri Mulyani: Tunjuk Hidungnya

Kemensos sudah menyerahkan 98,64 persen kepada para penerima di kuartal I 2023. 

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
 Presiden Jokowi memberikan keterangan pers di Sukoharjo usai menyampaikan bansos kepada masyarakat, Senin (10/4/2023).
Foto: Muhammad Noor Alfian
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers di Sukoharjo usai menyampaikan bansos kepada masyarakat, Senin (10/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Mensos Bidang Komunikasi dan Media Massa, Don Rozano Sigit, menanggapi pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani soal manipulasi data penerima bansos oleh pemerintah daerah untuk kepentingan politik. Menurut Don, akan lebih baik jika Sri Mulyani bisa menunjuk langsung siapa pihak yang dimaksud.

“Pertama, siapa pun yang mau bicarakan itu, tunjuk hidung (pelakunya). Jangan insinuasi (menyindir),” kata Don kepada awak media di Jakarta, Senin (15/5/2023).

Dia mengatakan, dengan adanya tudingan yang disertai penunjukan langsung pihak terkait, bisa diperbaiki oleh Kemensos. Menurut dia, apa yang bisa dilakukan banyak pihak sejauh ini harus berdasarkan data dan angka yang ada.

Apalagi, saat penunjukan yang terkesan abu-abu bisa menimbulkan tanda tanya besar di kalangan publik. Menurut Don, Kemensos sejauh ini dalam memperbaiki data bansos juga telah melakukan kerja sama dengan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah (pemda) di banyak lokasi.

Berdasarkan kerja sama dengan pemda itu, dia menyebut, sudah ada perbaikan terhadap 34.751.911 data bansos. Langkah itu dia klaim dimaksimalkan dengan filtrasi data bansos.

“Kami juga punya filternya dan terakhir seperti itu. Jadi, saran saya adalah kalau memang Bu Menkeu atau siapa pun itu memang punya datanya, tunjuk aja,” ujar dia. 

Don menambahkan, dari penyaluran bansos, Kemensos sudah menyerahkan 98,64 persen kepada para penerima pada kuartal I 2023. Sedangkan bansos yang telah ditransaksikan mencapai 95 persen.

Diberitakan sebelumnya dalam acara World Bank’s Indonesia Poverty Assesment di Jakarta, Sri Mulyani menyampaikan adanya praktik manipulasi bansos oleh pemda tertentu demi kepentingan politik. Menurut dia, pemda terkait hanya menyasar keluarga dengan status miskin kepada pemilihnya.

Dia menjelaskan, hal itu menjadi pertimbangan lebih jauh atau dilema pemerintah dalam menyalurkan bansos. Menurut dia, manipulasi itu menjadi masalah sulit sejauh ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement