REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Utusan khusus Beijing mendesak semua pihak untuk menciptakan kondisi pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina. Utusan khusus Cina untuk Urusan Eurasia Li Hui mengunjungi Kiev selama dua hari yaitu 16-17 Mei untuk mempromosikan perdamaian.
Li bertukar pandangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, menteri luar negeri Ukraina dan para pemimpin negara lainnya tentang cara untuk mengakhiri konflik Ukraina-Rusia melalui penyelesaian politik. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan, Cina bersedia mempromosikan komunitas internasional untuk membentuk denominator umum terbesar dalam menyelesaikan krisis Ukraina.
Termasuk melakukan upayanya sendiri untuk menghentikan pertempuran dan membangun gencatan senjata, serta memulihkan perdamaian sesegera mungkin. "Cina selalu memainkan peran konstruktif dalam meringankan situasi kemanusiaan di Ukraina dengan caranya sendiri dan akan terus memberikan bantuan ke Ukraina sesuai kapasitasnya," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Cina.
Menteri luar negeri Ukraina mengatakan kepada Li bahwa Kiev tidak akan menerima proposal apa pun untuk mengakhiri perang yang melibatkan kehilangan wilayah atau membekukan konflik. Li, yang merupakan mantan duta besar untuk Rusia, dijadwalkan mengunjungi Polandia, Prancis, Jerman, dan Rusia dalam rangkaian kunjungannya.
Li a pada Februari 2022. Selama kunjungan ke Kiev, Li juga membahas hubungan bilateral.
Cina dan Ukraina sepakat untuk menjaga rasa saling menghormati dan terus bergerak maju dengan kerja sama yang saling menguntungkan. Kedua pemerintah menyatakan, panggilan telepon baru-baru ini antara Presiden Xi Jinping dan Zelenskiy telah menunjukkan arah pengembangan hubungan.