REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyoroti pertumbuhan kinerja investasi pada kuartal I 2023. Tercatat penanaman modal tetap bruto ini hanya tumbuh 2,11 persen atau lebih rendah dibandingkan kuartal IV 2022 sebesar 3,33 persen ataupun kuartal I 2022 sebesar 4,08 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan kinerja investasi pada kuartal I 2023 masih belum terlalu bagus, di bawah tiga persen.
“Maka kita berharap kegiatan investasi terus dipacu karena ini bagus penciptaan lapangan kerja dan dampak ke produktivitas,” ujarnya dalam tayangan melalui Youtube Kementerian Keuangan dikutip Kamis (18/5/2023).
Sri Mulyani menyampaikan dalam mendukung kinerja investasi, keuangan negara atau anggaran pendapatan dan belanja negara terus diarahkan untuk mendukung kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Misalnya belanja pemerintah yang dialokasikan sektor pendidikan dan pelatihan sangatlah besar.
“Instrumen APBN banyak yang telah digunakan untuk mendukung reformasi bidang pendidikan, contoh Program Merdeka Belajar, sekarang anak-anak mahasiswa bisa belajarnya di perusahaan, jadi tidak cuma di kelas. Kita juga berikan Kartu Prakerja, jadi mereka bisa belajar, bagi yang kehilangan pekerjaan atau masih mencari pekerjaan. Balai latihan di Kemenaker maupun di daerah juga kita tingkatkan,” ucapnya.
Sri juga mendorong reformasi bidang kesehatan semisal mengenai stunting, anak-anak yang kekurangan gizi yang kemudian tidak bisa produktif pada masa tuanya, itu harus diberantas. “Kemiskinan juga akan memberikan beban bagi keluarga itu sehingga tidak bisa berkembang,” ucapnya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pembangunan infrastruktur yang merata guna mendorong investasi yang juga merata. Pemerintah pun melakukan reformasi melalui UU CIpta Kerja, sehingga dapat mendukung iklim investasi yang lebih baik.