REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan, sudah terdapat 10 kandidat calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo. Diketahui, mengerucutnya ke-10 nama tersebut pernah disampaikan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Hasto juga membenarkan pernyataan Puan, dari 10 nama tersebut terdapat nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Selain itu juga ada nama Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.
"Ya (ada nama Sandiaga dan Nasaruddin), dari Mbak Puan mosok salah," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023).
PDIP sendiri memang memberi tugas kepada Puan untuk membentuk tim untuk pemenangan pada Pemilu 2024. Tugasnya juga adalah untuk memenangkan Ganjar sebagai presiden terpilih pada 2024. "Mbak Puan kan memang juga punya tugas untuk melakukan komunikasi politik," ujar Hasto.
Lanjut Hasto, pembahasan cawapres untuk Ganjar masih berproses. Sosok tersebut akan diumumkan pada saat momentum yang tepat.
"Tahapannya diumumkan cawapresnya, kemudian yang kedua mendapatkan dukungan dari partai dan dari rakyat, yang diorganisir dari partai dan relawan. Setelah dapat dukungan, dalam momentum yang tepat akan diumumkan calon wakil presiden," ujar Hasto.
Proses tersebut juga berkaca pada Pilpres 2014 dan 2019, di mana cawapres diputuskan dengan melihat konstelasi politik. PDIP tak ingin, kontestasi nasional justru membawa risiko politik.
"Kita masih menghadapi tantangan-tantangan geopolitik yang harus disikapi. Ini menjadi konsideran, sehingga pada momentum yang tepat akan dikerucutkan," ujar Hasto.
Ditanya, apakah cawapres untuk Ganjar akan diumumkan pada Peringatan Bulan Bung Karno pada Juni mendatang, Hasto mengatakan bahwa itu merupakan waktu penting. Namun, pengumuman sosok tersebut masih menunggu momentum yang tepat.
"Apakah nanti akan diumumkan pada bulan Juni atau bulan Agustus, juga akan lihat seluruh persyaratan-persyaratan objektif dari seluruh partai politik juga melihat momentum dan juga dinamika politiknya yang ada," ujar Hasto.