REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) memberikan bantuan modal lewat pembiayaan kredit hingga lebih dari Rp 1 miliar untuk Hanif Setyobudi, petani jahe asal Ponorogo. Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman pun mengaku bangga lantaran ada nasabahnya dari kapangan petani yang sukses menembus pasar ekspor.
"Hal-hal seperti ini sangat bagus dan harus terus ditingkatkan. Dengan ini, sudah bukan wacana lagi kalau pelaku usaha di Jatim bisa naik kelas. Buktinya sudah ada," kata Busrul, Senin (22/5/2023).
Busrul berharap, pembiayaan kredit yang disalurkan bagi petani jahe tersebut dapat meningkatkan produksi dan memnuhi kebutuhan jahe baik di pasar nasional maupun internasional. Ia menegaskan, Bank Jatim sangat mendukung pembiayaan di bidang pertanian karena Jatim memiliki banyak komoditas yang menjanjikan untuk dikembangkan.
"Potensi pasarnya pun juga sangat besar, baik di dalam maupun luar negeri. Pasti kami akan dorong nasabah untuk menjajaki pasar luar negeri karena dampaknya besar terhadap perekonomian, khususnya dalam menambah devisa negara," ujarnya.
Hanif Setyobudi menjelaskan, usahanya merintis bisnis di bidang pertanian tidaklah mudah. Pemilik PT Enha Sentosa Indonesia itu menjelaskan, awal mula bisnis yang dia geluti adalah jagung, karena hanya butuh waktu tiga bulan untuk bisa panen.
Selain itu, Ponorogo juga terkenal dengan komoditi pajali (padi, jagung, kedelai). Namun seiring berjalannya waktu, Hanif tak kunjung mendapatkan keuntungan dari tanaman jagung. Hal itu pun mengakibatkan usahanya gulung tikar. Bisnis jagungnya pun gagal total.
Hanif pun merantau ke Kalimantan sambil memikirkan bisnis apa lagi yang bisa dikembangkan untuk menghidupi keluarganya. Tidak lama kemudian, Hanif bertemu dengan salah satu sahabatnya yang sangat mengerti tentang pengembangan jahe.
"Saya tertarik dan berencana beli bibit jahe sekitar lima ton untuk ditanam di Kalimantan," ujarnya.
Sampai akhirnya, Hanif mampu mengembangkan pertanian jahenya, dari yang semula dua ton, ia bisa memanen hingha 25 ton. Setelah jahenya semakin berkembang, ia pun memutuskan kembali ke Ponorogo dan meneruskan usahanya di sana.
Hingga pada 2021 ia mendapat tawaran untuk ekspor jahe ke Bangladesh. Di 2023, Hanif juga telah mendapat kontrak dari Bangladesh senilai 100 kontainer.
Hanif mengakui bahwa bisnisnya yang kian meroket tidak lepas dari dukungan Bank Jatim selama ini. "Berkat dukungan Bank Jatim, alhamdulillah pada 2022 lalu saya sanggup mengirimkan 12 kontainer langsung ke Bangladesh," kata dia.