REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Negara-negara di seluruh wilayah Teluk dan Timur Tengah sangat rentan terhadap panas ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Populasi yang lebih miskin menjadi sangat berisiko dalam beberapa dekade ke depan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Sustainability melihat cara negara-negara terpapar panas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suhu tahunan rata-rata mencapai 29 derajat Celsius atau lebih tinggi.
Studi tersebut mengevaluasi paparan dalam dua skenario pada 2070, yaitu jika suhu global naik 1,5 derajat Celsius atau 2,7 derajat Celsius. Dalam skenario populasi global 9,5 miliar orang dan suhu global naik 2,7 derajat Celsius pada saat itu, Qatar akan membuat seluruh penduduknya terkena panas ekstrem, diikuti oleh Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain dengan hampir seluruh populasinya terpapar, studi tersebut menemukan.
Kuwait dan Oman akan memiliki lebih dari 80 persen populasi mereka terpapar, diikuti oleh Arab Saudi dengan lebih dari 60 persen, dan Yaman dengan sekitar setengahnya. Saudi dan UEA mungkin menghadapi situasi yang mengerikan dalam skenario kenaikan suhu mana pun karena mayoritas populasi mereka diproyeksikan akan terpapar panas ekstrem bahkan jika suhu global naik 1,5 derajat Celsius.