REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Jumlah korban tewas akibat banjir dahsyat pekan lalu di Italia utara telah meningkat menjadi 15 orang, demikian dilaporkan media lokal pada Selasa (24/5/2023).
Jumlah tersebut meningkat setelah jasad seorang korban hilang berusia 68 tahun ditemukan oleh pasukan gendarmerie di Lugo. Kota Lugo, di Provinsi Ravenna ini merupakan salah satu daerah yang paling parah dilanda banjir di wilayah Emilia-Romagna, Utara Italia, kata kantor berita ANSA yang dikelola pemerintah.
Kepala Kantor Kejaksaan Umum Ravenna meluncurkan sebuah investigasi atas bencana tersebut. Wilayah ini masih dalam keadaan siaga merah untuk cuaca ekstrem karena penduduknya berusaha untuk pulih dari banjir terburuk dalam satu abad terakhir.
Italia pada Selasa (23/5/2023), menyetujui paket bantuan senilai 2,2 miliar dolar AS untuk wilayah yang dilanda banjir. Pemerintah Perdana Menteri Giorgia Meloni mengesahkan paket bantuan senilai 2 miliar Euro (2,2 miliar dolar AS) itu untuk membantu bisnis dan keluarga korban yang terkena dampak banjir yang mematikan.
Bantuan dana itu diputuskan setelah hampir seminggu dilanda banjir yang menewaskan sedikitnya 15 orang dan menyebabkan lebih dari 20.000 orang mengungsi. Akibat banjir itu puluhan kota besar dan kecil masih terendam air dan lumpur yang telah menghancurkan ribuan hektar lahan subur dan menghancurkan bisnis lokal.
Paket bantuan yang disetujui dalam rapat darurat Kabinet ini mencakup pembebasan pajak dan kontribusi khusus bagi keluarga dan perusahaan yang terkena dampak banjir - yang terburuk yang pernah terjadi di Italia selama hampir satu abad terakhir.
Sekitar 200 juta Euro telah dialokasikan bagi para petani untuk membantu mereka menghadapi kerugian dalam panen dan mengganti mesin-mesin yang rusak. Tambahan 300 juta Euro akan dikhususkan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan 20 juta Euro untuk sekolah-sekolah.
Para pekerja yang kehilangan pekerjaan untuk sementara waktu akan menerima sekitar 600 juta Euro. Sementara itu pembayaran pajak akan ditangguhkan hingga Agustus, begitu juga dengan pembayaran layanan utilitas.
"Menemukan 2 miliar Euro dalam beberapa hari bukanlah tugas yang mudah," Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers singkat setelah rapat Kabinet. Ia menanggapi kritik atas lambatnya respon pemerintah terhadap bencana Emilia Romagna.
Para ahli lingkungan telah menyoroti bagaimana peristiwa cuaca ekstrem seperti itu menjadi semakin sering terjadi di Italia, yang wilayahnya yang rapuh sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, menekankan perlunya tindakan dan pencegahan segera. Banjir minggu lalu di Emilia-Romagna menyebabkan kerusakan besar pada ekonomi dan infrastruktur lokal.