Kamis 25 May 2023 00:09 WIB

Mengenal Terapi Konversi yang Digunakan untuk Meluruskan Orientasi Seksual LGBT

Terapi konversi ditujukan untuk kembalikan orientasi seksual orang sesuai fitrahnya.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Aksi tolak LGBT di depan Kantor Wali Kota Depok, Jumat (31/1/2020). Beberapa dari penyedia layanan terapi konversi mengajarkan perilaku maskulin dan feminin stereotip atau menggunakan hipnosis untuk mencoba mengubah pola pikir ketertarikan sesama jenis.
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Aksi tolak LGBT di depan Kantor Wali Kota Depok, Jumat (31/1/2020). Beberapa dari penyedia layanan terapi konversi mengajarkan perilaku maskulin dan feminin stereotip atau menggunakan hipnosis untuk mencoba mengubah pola pikir ketertarikan sesama jenis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut British Psychological Society (BPS), terapi konversi merupakan upaya untuk mencoba meluruskan orientasi seksual atau identitas gender seseorang yang melenceng dari fitrahnya. Terapi konversi juga dikenal dengan sebutan reparative therapy.

Dalam praktiknya, terapi konversi berarti mencoba untuk menghentikan atau menekan seseorang menjadi gay atau dari mengidentifikasi diri sebagai jenis kelamin yang berbeda dengan jenis kelaminnya aslinya sejak lahir. Seperti apa bentuk terapinya?

Baca Juga

Kegiatan terapi konversi dapat mencakup terapi bicara dan doa hingga bentuk yang lebih ekstrem dapat mencakup pengusiran setan, kekerasan fisik, dan pengurangan makanan. Dikutip dari BBC pada Selasa (23/5/2023), laporan National Health Service (NHS) di Inggris menyerukan agar profesional kesehatan mengambil pendekatan lain untuk membantu orang-orang yang ingin bertransisi.

Terapi konversi disebut pseudo science. Di sisi lain, sejumlah praktisi medis juga mengatakan terapi konversi masih memungkinkan untuk dieksplorasi lebih lanjut.