REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran kurban di Indonesia kerap kali menghadirkan sampah plastik baru yang mencemari lingkungan. Permasalahan ini mendorong Sinergi Foundation untuk membuat kampanye Kurban Next Level. Sebuah gerakan yang memastikan ibadah kurban melahirkan kesadaran menjaga lingkungan di tengah masyarakat.
Sebagaimana tahun sebelumnya, gerakan ini juga dilakukan Sinergi Foundation melalui program andalannya Green Kurban. Di tahun ini, setidaknya ada dua hal yang akan dilakukan guna mencapai kurban ramah lingkungan.
"Pertama, kami selalu mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah plastik," kata Asep Irawan, CEO Sinergi Foundation.
Biasanya, masyarakat diberi alternatif untuk membawa wadahnya sendiri, daun pisang, atau canting bambu.
"Bahkan saat menyalurkan ke Lombok, masyarakat menampung dagingnya dengan tas anyaman dari daun," lanjutnya.
Kedua, melakukan aktivitas penghijauan, di mana aka nada kegiatan penanaman pohon, ini sendiri telah lama dilakukan Green Kurban sejak 2013.
"Per tahun lalu saja, ada 8.000 bibit pohon mangrove pun telah kita tanam sebagai ikhtiar penghijauan. Mangrove bermanfaat membantu alam dalam memproduksi kualitas udara yang lebih baik dan bersih," ujar Asep.
Dengan aktivitas ini, harapannya para pekurban tak hanya mendapat pahala kurban, tapi juga kontribusi besar dalam merawat bumi. Menurut Asep, inilah bentuk Kurban Next Level, di mana pekurban melipatkan kebaikan dan manfaat untuk sesama serta lingkungan.
Diketahui, pada Idul Adha tahun 2022, Green Kurban telah membahagiakan 17.782 penerima manfaat di penjuru Indonesia dari Aceh hingga Papua, Afrika, dan Gaza. "Saya berharap, ada lebih banyak lagi masyarakat yang menerima kurban tahun ini melalui Green Kurban," katanya.