Jumat 26 May 2023 10:18 WIB

Negara Teluk Bantu Ekonomi Turki, Erdogan akan Berkunjung Setelah Pilpres

Ankara mencapai kesepakatan currency swap 28 miliar dolar AS beberapa tahun ini.

 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berpidato di markas partai, di Ankara, Turki, Senin dini hari, (15/5/2023). Erdogan, yang telah memerintah negaranya dengan cengkeraman yang semakin kuat selama 20 tahun, terkunci dalam pemilihan yang ketat pada Minggu , dengan kemungkinan lolos atau gagal melawan penantang utamanya saat suara terakhir dihitung.
Foto: AP Photo/Ali Unal
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berpidato di markas partai, di Ankara, Turki, Senin dini hari, (15/5/2023). Erdogan, yang telah memerintah negaranya dengan cengkeraman yang semakin kuat selama 20 tahun, terkunci dalam pemilihan yang ketat pada Minggu , dengan kemungkinan lolos atau gagal melawan penantang utamanya saat suara terakhir dihitung.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan, negara-negara Teluk memberikan bantuan ekonomi kepada Turki. Ia ingin menyampaikan terima kasih kepada para pemimpin negara Teluk tersebut setelah coblosan, Ahad nanti (28/5/2023). 

Gelontoran dana mereka membantu Turki menguatkan bank sentral dan pasar seiring krisis ekonomi akhir-akhir ini. Ia menegaskan ekonomi, perbankan, dan sistem keuangan Turki cukup kuat dan mereka memberikan bantuan keuangan untuk memperkuatnya. Ini meringankan tekanan pada bank sentral dan pasar meski tak lama. 

‘’Setelah pemilu Ahad, kalian akan melihat pemimpin negara Teluk berkunjung ke sini dan saya mengunjungi mereka untuk menunjukkan tata krama,’’ katanya dalam wawancara dengan CNN Turk, Kamis (25/5/2023). 

Erdogan tak menyebut negara Teluk mana saja yang memberikan bantuan ekonomi dan berapa besarannya. Ankara mencapai kesepakatan currency swap senilai 28 miliar dolar AS dalam beberapa tahun terakhir ini, sebagian besar dalam cadangan bank sentral Turki. 

Menurut Reuters, kesepakatan itu melibatkan Uni Emirat Arab, Qatar, China, dan Korea Selatan. Dana asing merosot dalam cadangan valuta asing di bank sentral Turki. Pekan lalu bahkan mencapai angka negatif untuk pertama kalinya sejak 2002, tahun pertama AKP pimpinan Erdogan berkuasa.   

Bantalan valuta asing tergerus akibat kebijakan pemerintahan Erdogan menstabilkan nilai mata uang lira. Menyusul pemangkasan tingkat suku bunga di tengah inflasi tinggi.

Alih-alih memilih melakukan kesepakatan swap dengan negara mitra, bank sentral Turki memlih akun deposito dengan melibatkan dolar AS dan euro menggantikan mata uang lokal. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement