REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Dessy Suciati Saputri
Penanggung jawab Musyawarah Rakyat (Musra) yang juga Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa pihaknya mengusulkan tiga nama kandidat calon presiden (capres) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ketiga nama tersebut adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Airlangga Hartarto.
Adapun nama Anies Rasyid Baswedan yang menjadi bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan disebutnya juga diusulkan di sejumlah daerah. Namun jika dikalkulasikan di seluruh Indonesia, nama mantan gubernur DKI Jakarta itu berada di urutan keenam atau ketujuh.
"Ada, tapi peringkat enam, tujuh, di beberapa provinsi ada, bukan tidak ada, kan sudah kita laporin setiap Minggu. Ada yang keempat juga, kelima juga, tapi ketika direkap semuanya tidak masuk tiga besar," ujar Budi di Kantor DPP Projo, Jakarta yang dikutip Jumat (26/5/2023).
Nama-nama lain yang tidak masuk dalam tiga besar usulan ada Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ada pula nama Ketua DPR Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kita ini tidak pernah mencoret nama orang," ujar Budi.
Budi melanjutkan, Projo akan menindaklanjuti hasil Musra yang telah disampaikan kepada Presiden Jokowi. Musra kini sudah membuat simulasi 10 pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres).
Dari 10 simulasi tersebut, terdapat tiga nama kandidat bakal capres yang sudah diusulkan kepada Jokowi, yakni Ganjar, Prabowo, dan Airlangga Sedangkan posisi cawapres, terdapat nama-nama seperti Sandiaga Uno dan Mahfud MD.
Ke-10 pasangan hasil simulasi tersebut adalah Prabowo-Ganjar, Prabowo-Airlangga, Ganjar-Prabowo, Ganjar-Airlangga, Airlangga-Sandiaga, dan Airlangga-Mahfud. Simulasi selanjutnya, Prabowo-Mahfud, Prabowo-Sandiaga, Ganjar-Sandiaga, dan Ganjar-Mahfud.
"Jadi ada 10 simulasi capres-cawapres yang akan kita tawarkan ke teman-teman daerah untuk kita diskusikan dan kita putuskan bersama di mana yang paling pas untuk negara," ujar Budi.
Budi mengatakan, masih mendorong terealisasinya pasangan Prabowo dan Ganjar. Adapun terkait siapa yang berposisi sebagai capres, diserahkan kepada partai politik selaku yang memiliki hak untuk mencalonkan.
"Idealnya Pak Prabowo dan Pak Ganjar jadi satu, idealnya nih. Atau lah Ganjar-Prabowo, Prabowo-Ganjar, idealnya," ujar Budi.
Namun, ia memahami bahwa rencana memasangkan keduanya akan sangat rumit. Karena, baik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) maupun Partai Gerindra ngotot mendorong Ganjar dan Prabowo sebagai capres.
"Makin lama makin sulit ya, karena makin tipis-tipis gitu. Ya kita ingin menyatukan lah, usaha persatuan itu tetap ada, kalau kenyataannya agak sulit, ya sudah," ujar Budi.