Sabtu 27 May 2023 16:21 WIB

FBI Rilis Dokumen Soal Rencana Pembunuhan Terhadap Ratu Elizabeth II

Rencana pembunuhan tersebut akan dilakukan ketika Ratu Elizabeth mengunjungi AS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Mendiang Ratu Elizabeth II.
Foto: Reuters
Mendiang Ratu Elizabeth II.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- FBI mengungkapkan potensi ancaman terhadap Ratu Elizabeth II selama perjalanannya ke Amerika Serikat pada 1983. Dokumen itu dirilis pekan ini di situs web catatan FBI.  

Ratu Elizabeth II mengunjungi West Coast dengan suaminya, Pangeran Philip, dan singgah di San Francisco pada Maret 1983. FBI mengatakan, seorang petugas polisi San Francisco yang sering mengunjungi bar yang populer dengan simpatisan Tentara Republik Irlandia, menerima panggilan telepon pada Februari 1983. Telepon itu dari seorang pria yang mengklaim putrinya telah dibunuh di Irlandia Utara oleh peluru karet.

Baca Juga

Menurut dokumen tersebut, pria itu mengatakan dia akan berusaha untuk menyakiti Ratu Elizabeth II dengan menjatuhkan benda dari Jembatan Golden Gate ke kapal pesiar kerajaan ratu, atau mencoba membunuhnya selama kunjungan ke Taman Nasional Yosemite.  Dokumen-dokumen itu mengatakan, Dinas Rahasia bermaksud menutup jalur jembatan saat kapal pesiar mendekat.

Nama petugas dan penelepon disamarkan dalam dokumen. Dalam dokumen itu, tidak dijelaskan apakah tindakan pencegahan telah dilakukan di Yosemite atau apakah ada penangkapan yang dilakukan. Sebuah memo tertanggal 7 Maret 1983 menunjukkan, ratu menyelesaikan kunjungan ke Amerika Serikat (AS) tanpa insiden, dan tidak diperlukan penyelidikan lebih lanjut."

Dokumen tersebut merinci masalah keamanan lainnya yang melibatkan kunjungan ratu ke berbagai kota di AS.  Saat ratu menghadiri pertandingan Baltimore Orioles dengan Presiden George H.W.  Bush pada Mei 1991, puluhan demonstran di taman meneriakkan slogan-slogan yang mengutuk kebijakan Inggris di Irlandia Utara.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement