Selasa 30 May 2023 00:01 WIB

Din Syamsuddin: Tak Rela Hati Kalau Ketua Umum Golkar Jadi Cawapres

Pilpres 2024 berpotensi memunculkan poros keempat, Airlangga-Zulhas.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus raharjo
Din Syamsuddin
Foto: Harian Republika
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Mantan ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku tak rela Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto hanya maju sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres). Menurut Din, Airlangga memiliki peluang untuk menang jika ada empat pasangan calon di Pilpres 2024.

Tokoh Muhammadiyah ini mengaku mendukung Airlangga untuk maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Din mengaku sudah mengirim pesan singkat melalui WhatsApp ke Airlangga Hartarto.

Baca Juga

"Saya WA beliau, sebagai alumni Slipi (DPP Golkar), tak rela hati kalau Ketua Umum Golkar jadi cawapres. Kalau ada pasangan ke empat, peluang menang," tutur Din di Forum Dialog Nusantara 'Peran TIK Memperkuat Toleransi dan Persatuan Dalam Pularisme NKRI', di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (29/5/2023).

Din Syamsuddin diketahui pernah menjabat sebagai ketua Balitbang Golkar pada 1993. Din mengaku saat ini dirinya juga masih sebagai kader partai berlambang pohon beringin.

"Saya tersinggung saat Mbak Nurul (Nurul Arifin) bilang mantan. Saya masih. Kalau hati saya dibuka, kuning. Penyakit kuning," kata Din berkelakar.

Sebelumnya, muncul wacana terkait poros keempat di Pilpres 2024. Poros keempat ini memunculkan nama capres Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang berpasangan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan sebagai cawapres. Koalisi Golkar dan PAN memenuhi syarat untuk mengusung pasangan capres-cawapresnya sendiri.

Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik Junaidi Rachbini juga menilai terbuka peluang munculnya poros keempat Airlangga-Zulhas. Menurutnya, KIB hanya tersisa Golkar dan PAN, karena Partai Persatuan Pembangunan sudah merapatkan dukungan untuk bakal capres dari PDIP, Ganjar Pranowo.

"Momentum transisi ini sangat berpeluang besar bagi Golkar dan PAN untuk membuat membuat poros ke-empat demi memperkuat ketahanan partai. Jika mengekor saja, maka partai pengekor tidak akan mendapat tambahan suara, kecuali dapat jatah menteri kemudian hari," ujar Didik.

Wacana poros keempat ini muncul setelah Airlangga diketahui menggelar pertemuan dengan Zulkifli Hasan di Amerika Serikat. Keduanya bertemu di sela pertemuan para menteri APEC.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement