REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Spider-Man tahun 2002 sukses menjadikan Peter Parker sebagai pahlawan super yang sangat populer hingga saat ini. Film pertama dari trilogi arahan sutradara Sam Raimi ini bisa dibilang benar-benar menjadi era keemasan bagi pahlawan super Marvel Comics tersebut.
Salah satu dari sekian banyak adegan yang tak terlupakan dalam film ini terjadi tak lama setelah Peter (Tobey Maguire) mendapatkan kekuatannya. Adegan ini terjadi di kantin sekolah dan dimulai dengan Mary Jane (Kirsten Dunst) yang terpeleset karena tumpahan jus. Peter tidak hanya mencegah Mary Jane membentur lantai, tapi juga menangkap semua makanan yang beterbangan di atas nampan saat semuanya berjatuhan.
Jika kalian menyangka itu dibantu CGI, kalian salah besar. Itu adalah keahlian Tobey Maguire, dan untuk mendapatkan adegan yang sempurna mereka harus 156 kali pengambilan gambar. Artinya, sebanyak 156 kali makanan dijatuhkan dari atas. 156 kali Kirsten Dunst terpeleset, dan 156 kali Maguire harus menangkapnya.
Kedengarannya gila dan sulit dipercaya. Sampai Anda ingat siapa sutradara di balik kamera. Sam Raimi adalah pendukung utama efek praktis dalam film-filmnya, membawa nuansa natural pada karyanya yang dapat hilang dalam film-film yang menggunakan CGI.
Lantas mengapa adegan itu membutuhkan 156 pengambilan gambar? Laporan yang belum dikonfirmasi mengindikasikan bahwa mereka akan melakukan adegan tersebut secara digital, hingga seseorang muncul dengan ide untuk berdiri di atas kamera dan menjatuhkan semua benda tersebut, dengan harapan bisa mendarat dengan benar.
Mungkin saja itu adalah Raimi, atau anggota kru lainnya, tetapi bagaimanapun juga Raimi tidak perlu diyakinkan, ia tetap bersikeras untuk melakukan hal tersebut dilakukan secara natural. Pihak studio, Sony, tidak terlalu terpikat dengan ide tersebut. Namun demikian, Raimi dan kawan-kawannya menerima tantangan tersebut.
Dalam komentar DVD film tersebut, Kirsten Dunst mengungkap satu-satunya "tipuan" saat pengambilan adegan tersebut. “Itu bukan CGI, hanya Tobey yang melakukan itu, dan ini cukup mengesankan. Mereka menggunakan lem untuk menempelkan tangannya ke baki,” kata Dunst seperti dilansir laman Collider, Rabu (31/5/2023).
Menurut laporan, diperlukan waktu 16 jam untuk akhirnya mencapai adegan yang sempurna untuk adegan tersebut. Selama 16 jam tersebut, Raimi terlibat dalam perdebatan dengan Sony mengenai apakah adegan tersebut akan tetap dipertahankan dalam film.
Diduga, Sony merasa bahwa adegan tersebut terlalu memakan waktu, dan membutuhkan terlalu banyak sumber daya. Namun Raimi tetap pada pendiriannya, tidak mau melihat pengambilan gambar maraton selama 16 jam yang melelahkan menjadi sia-sia.
Melihat filmnya sekarang, tentu saja sulit untuk memperdebatkan pilihan Raimi. CGI tidak akan mampu menampilkan adegan tersebut dengan baik, dan meskipun efek CGI yang digunakan sangat fantastis pada saat itu, ada beberapa efek visual yang tersebar di sepanjang film yang tidak bertahan lama. Namun, tetap saja tidak mungkin Sony akan mengakui bahwa mereka salah.