REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING - Lulusan matematika terapan Liang Huaxiao mencoba mendapatkan pekerjaan di salah satu raksasa teknologi China selama dua tahun. Kemudian dia mencoba melamar ke bagian layanan pelanggan dan penjualan. Selanjutnya dia melamar sebagai asisten di toko roti dan salon kecantikan.
Seperti rekan-rekannya yang berpendidikan tinggi, Liang terus berdagang untuk mencoba dan menemukan sumber pendapatan di pasar pekerjaan kaum muda terburuk di China.
"Mencari pekerjaan sangat sulit," kata wanita berusia 25 tahun yang tinggal bersama orang tuanya di kota industri utara Taiyuan. "Saya memberi tahu keluarga saya bahwa saya bersedia melakukan pekerjaan kasar dan ibu saya langsung menangis. Dia merasa sangat kasihan pada saya."
Ekonom memperkirkan contoh seperti itu menjadi semakin umum di tahun-tahun mendatang, karena melimpahnya lulusan universitas dan kekurangan tenaga kerja pabrik karena angkatan kerja yang menua memperdalam ketidakseimbangan pasar kerja China.