REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi X DPR mendukung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk mendapatkan anggaran yang lebih pada tahun mendatang. Hal tersebut berkaca pada nilai kinerja anggaran Perpusnas, yang mencapai 94,42 pada 2022 dengan kategori sangat baik.
"Perpusnas dinilai mampu menjalankan apa yang menjadi harapan Komisi X DPR RI meski anggarannya sangat kecil dan terbatas,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (1/6/2023).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjelaskan, saat ini, pagu indikatif belanja Perpusnas untuk tahun anggaran 2024 adalah sebesar Rp 721,19 miliar. Angka itu meningkat Rp 45,29 miliar dari tahun ini yang hanya Rp 675,9 miliar.
Fikri menyebutkan, Perpusnas telah mengajukan usulan tambahan di RAPBN tahun anggaran 2024 untuk penguatan literasi dan kualitas layanan internal sebesar Rp 383,16 miliar. Perpusnas diminta untuk melengkapi kajian terhadap penetapan program dan sasaran kegiatannya.
"Perlu dilengkapi data anggaran beserta kajiannya kualitatif dan kuantitatif terhadap penetapan sasaran. Jadi bisa terlihat jelas dalam RKP mana saja kegiatan yang membutuhkan dukungan anggaran," jelas Fikri.
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, mengatakan, tidak hanya dari sisi nilai kinerja anggaran, penyaluran dana alokasi khusus (DAK) fisik tahun 2022 juga menempati posisi kedua dengan nilai 94,93 persen dibandingkan dengan bidang atau subbidang yang lain.
Menurut dia, meskipun anggaran yang diberikan sebelumnya terbatas, Perpusnas telah lebih dulu menjalankan banyak program.
Hal itu sejalan dengan tema rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2024, yaitu mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. "Dalam RKP 2024, Perpusnas akan berfokus pada pengembangan budaya literasi, kreativitas, dan inovasi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan," jelas Syarif.
Menurut Syarif, hal itu akan dicapai melalui berbagai cara. Di antaranya peningkatan kualitas layanan perpustakaan yang berbasis inklusi sosial, penguatan konten literasi yang mendukung produktivitas masyarakat, hingga mengembangkan pusat naskah Nusantara sebagai upaya pengembangan dan pemanfaatan khazanah budaya bangsa.
Dalam upaya pelestarian naskah Nusantara, Perpusnas telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya, yaitu hasil kerja sama Perpusnas dengan Universitas Leiden Belanda dan berbagai pihak yang berhasil mendapatkan penetapan Naskah Hikayat Aceh sebagai Memory of the World (MoW) oleh UNESCO pada 18 Mei 2023.
Syarif menambahkan, Perpusnas juga telah menandatangani MoU dengan British Library terkait dokumentasi dan penelitian tentang warisan budaya bangsa Indonesia dalam koleksi yang dimiliki serta praktik baik pengelolaan manuskrip sebagai warisan budaya dan sejarah.
Anggota Komisi X DPR Zainuddin Maliki mengatakan, dengan anggaran yang cukup terbatas Perpusnas telah menunjukkan kinerja yang sangat baik. "Pola pikir yang sekarang dimiliki Perpusnas dalam upaya membangun dan meningkatkan budaya literasi hingga level produsen sudah sangat bagus," jelas politikus PAN tersebut.