REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH --Setelah beberapa kali Rasulullah dan sahabat melaksanakan umroh. Tibalah perintah Rasul agar para sahabat untuk melaksanakan haji.
Mengutip buku Sirah Nabawiyah tulisan Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri menyebutkan di bulan Zulkaidah atau Dzulhijjah tahu 9 H, Rasulullah mengutus Abu Bakar Ash-Shiddiq agar menjadi pemimpin pelaksanaan haji bagi orang-orang Muslim.
Kemudian turun permulaan surat At-Taubah, menggugurkan perjanjian yang pernah dikukuhkan antara beliau dengan orang-orang musyrik. Rasul juga mengutus Ali bin Abu Thalib sebagai wakil beliau, seperti tradisi yang berlaku di kalangan Arab.
Akhirnya Ali dapat bertemu Abu Bakar di tengah perjalanan. Abu Bakar bertanya, "Engkau sebagai pemimpin rombongan ataukah yang dipimpin?"
Ali menjawab. "Tidak, tetapi akulah orang yang dipimpin."
Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan. Abu Bakar bersama orang- orang untuk menunaikan haji. Saat penyembelihan kurban, Ali berdiri dekat tempat melempar jumrah lalu menyerukan adzan seperti yang telah diperintahkan Rasulullah sebelumnya. Setiap orang yang terikat dalam perjanjian diperintahkan untuk menggugurkan ikatan perjanjiannya dan diberi tempo selama empat bulan.
Kemudian Abu Bakar mengutus beberapa orang untuk menyampaikan pengumuman,
"Setelah tahun ini tidak boleh ada orang musyrik pun yang menunaikan haji dan tidak boleh ada seorang pun yang thawaf dalam keadaan telanjang."
Pengumuman ini menandai berakhirnya era paganisme di Jazirah Arab dan tidak boleh dilakukan setelah tahun tersebut.