REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Direktur Pemasaran, Pelayanan, dan Pengembangan Usaha PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC), Hetty Herawati mengatakan perayaan Waisak 2023 menjadi momentum dalam meningkatkan value Candi Borobudur. Hetty mengatakan terus mengembangkan Candi Borobudur destinasi wisata yang berkelanjutan dengan mengedepankan nilai-nilai spritual dan budaya.
"Asia market yang besar sekali untuk wisata ziarah. Tak hanya punya keunggulan dari sisi spiritual, Candi Borobudur juga punya nilai-nilai universal," ujar Hetty di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (3/6/2023).
Hetty mencontohkan bagaimana sambutan hangat masyarakat Indonesia, baik dari umat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Konghucu kepada 32 biksu yang menjalani tudong atau berjalan kaki menuju Candi Borobudur. Hetty meyakini daya tarik Candi Borobudur akan terus meningkat dengan sejumlah terobosan yang kian memberikan kenyamanan bagi umat Budha maupun wisatawan.
"Menurut saya, perayaan Waisak ini langkah awal untuk ke depan yang lebih baik dengan kita mengembangkan konektivitas agar menjadi ekosistem untuk orang-orang yang antusias terhadap spritual tourism maupun wisatawan umum," ucap Hetty.
Hetty memprediksi jumlah kunjungan reguler wisata pada 4 Juni 2023 mencapai 5.000 ribu orang. Sementara, pengunjung yang membeli tiket pelepasan lampion kurang lebih sebanyak 4.000 orang dan kuota pengunjung yang akan menonton pelepasan lampion 5.000 orang.
"Jumlah lampion yang akan dilepaskan pada moment Waisak tahun ini sebanyak 2.567 Lampion. Masyarakat untuk mengenakan pakaian putih (Ageman Putih) saat mengikuti event pelepasan lampion," ujar Hetty.
Hetty mengatakan Ageman memiliki makna pakaian atau busana dan putih memiliki makna keseimbangan sejati dari semua warna, melambangkan jiwa yang murni, damai dan sempurna.
"Sehingga diharapkan semua orang memiliki hati dan jiwa yang bersih saat menerbangkan Lampion yang sarat dengan doa dan harapan, demi kebaikan sesama dan semesta," kata Hetty.