Ahad 04 Jun 2023 15:48 WIB

Menhan Cina Sebut Konflik dengan AS Bakal Jadi Bencana 

Hubungan Washington dan Beijing memburuk di antaranya soal Taiwan.

Menteri Pertahanan Nasional Cina Li Shangfu menolak bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin
Foto: AP
Menteri Pertahanan Nasional Cina Li Shangfu menolak bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Menteri Pertahanan (Menhan) Cina Li Shangfu menekankan konflik dengan AS akan menjadi bencana tak tertahankan. Maka, Cina lebih baik berdialog daripada berkonflik. Ia menegaskan hal tersebut di acara Shangri-La Dialogue, Singapura, Ahad (4/6/2023). 

Ini pidato internasional pertama Li setelah ditunjuk menjadi menhan pada Maret lalu. Menurut Li, dunia cukup besar bagi Cina dan AS untuk berkembang bersama. Beberapa hari sebelumnya, Li menolak melakukan pembicaraan langsung dengan Menhan AS Lloyd Austin. 

Cina dan AS memiliki sistem berbeda demikian pula hal lainnya. Namun, jelas Li, mestinya hal ini tak membuat keduanya mencari titik dan kepentingan bersama untuk menumbuhkan hubungan bilateral, meningkatkan kerja sama. 

‘’Tak terbantahkan, konflik yang mengerucut atau konfrontasi Cina dan AS akan jadi bencana tak tertahankan bagi dunia,’’ kata Li menegaskan. Dengan mengenakan seragam People's Liberation Army, pidato Li bertepatan dengan 34 tahun peringatan peristiwa Tiananmen 1989. 

Hubungan Washington dan Beijing memburuk mengenai sejumlah isu, di antaranya soal Taiwan, sengketa wilayah di Laut Cina Selatan, dan pembatasan ekspor cip semikonduktor yang ditetapkan pemerintahan Presiden Joe Biden. 

Di tengah para delegasi pertemuan Shangri-La Dialogue memperdebatkan soal risiko ketegangan kedua negara, Angkatan Laut AS mengatakan kapal penghancur milik Cina melakukan manuver membahayakan dekat kapal perang AS di Selat Taiwan, Sabtu. 

Cina mengkritik AS dan Kanada yang melakukan aksi provoksi setelah kedua kapal perang mereka melakukan pelayaran bersama di Selat Taiwan. Komando Indo Pasifik AS mengatakan, kapal AS dan Kanada beroperasi rutin dan memiliki kebebasan dalam berlayar. 

Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand menyatakan pihaknya akan terus berlayar di lokasi yang diziinkan hukum internasional termasuk Selat Taiwan. Dalam pidatonya, Li tak ingin kebebasan navigasi digunakan AS dan sekutunya sebagai awalan hegemoni bernavigasi. 

Selesai berpidato, sejumlah pakar berulang kali bertanya kepada Li mengenai sejumlah insiden akibat pengerahan kapal Cina di wilayah sengketa, Laut Cina Selatan. Ia tak menjawab mereka langsung, ia mengatakan langkah negara di luar kawasan akan memicu ketegangan. 

Menhan AS Lloyd Austin, sehari sebelumnya, mengecam Li yang menolak pembicaraan. Menyebabkan kebuntuan. Austin menegaskan,’’Dialog bukan sebuah imbalan tetapi kebutuhan.’’

Li pernah disanksi AS pada 2018. Ini terkait tudingan pembelian senjata dari Rusia. Li dan Austin sebenarnya sempat berjabat tangan pada Jumat tetapi tak ada pembicaraan di antara mereka. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement