REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan belasungkawa atas insiden kecelakaan kereta yang terjadi di Odisha, India, pada Jumat (2/6/2023). Sedikitnya 288 orang tewas dan lebih dari 1.200 lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
"Atas nama saya dan negara, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan kereta api di Odisha, India, serta kepada rakyat dan Pemerintah India," kata Erdogan lewat akun Twitter resminya, Ahad (4/6/2023).
Erdogan berharap para korban luka dapat segera pulih. “Turki mendukung India untuk menyembuhkan luka mereka,” ucapnya.
India telah mengakhiri operasi penyelamatan korban kecelakaan kereta di Odisha pada Ahad lalu. Indian Railways mengungkapkan, dua kereta yang terlibat dalam kecelakaan di Odisha adalah Coromandel Express dan Howrah Superfast Express. Menurut penyelidikan awal, beberapa gerbong dari Coromandel Express dengan rute Kolkata-Chennai diduga tergelincir dan anjlok pada Jumat pukul 19:00 waktu setempat. Gerbong-gerbong tersebut kemudian terguling ke lintasan rel di sebelahnya.
Kereta Howrah Superfast Express dengan rute Yesvantpur-Howrah kemudian diperkirakan menabrak gerbong-gerbong Coromandel Express yang terbalik. Saat insiden terjadi, kereta Howrah Superfast Express disebut melaju dengan kecepatan 128 kilometer per jam.
Beberapa pejabat India mengatakan bahwa kereta barang yang sedang berhenti di lokasi juga terlibat dalam insiden tersebut. Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, dia terhenyak oleh insiden tabrakan yang melibatkan Coromandel Express dan Howrah Superfast Express. "Operasi penyelamatan sedang berlangsung di lokasi kecelakaan dan semua bantuan yang mungkin akan diberikan kepada mereka yang terkena dampak," ujar Modi lewat akun Twitter resminya tak lama setelah insiden terjadi.
Kecelakaan antara Coromandel Express dan Howrah Superfast Express disebut menjadi insiden perkeretaapian terburuk di India dalam lebih dari satu dekade. India diketahui memiliki jaringan kereta api terbesar di dunia. Kecelakaan kereta kerap terjadi di sana. Insiden terburuk terjadi pada 1981, yakni ketika kereta yang disesaki penumpang anjlok dan terlontar dari rel kemudian terperosok ke sungai di Negara Bagian Bihar. Peristiwa itu berlangsung saat Bihar juga tengah diterjang topan. Sedikitnya 800 orang tewas dalam insiden tersebut.