Senin 05 Jun 2023 14:56 WIB

Apa Saja Berkah Berhaji yang Bisa Dirasakan Muslim? (Bagian 2-Habis)

Hanya umat Muslim yang benar-benar menunaikan haji yang dapat merasakan berkah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
 Jamaah haji tengah beristirahat saat menunaikan ibadah wukuf di Masjid Namirah, Arafah, Senin (19/7).
Foto: AP/ Amr Nabil
Jamaah haji tengah beristirahat saat menunaikan ibadah wukuf di Masjid Namirah, Arafah, Senin (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Haji dilaksanakan bagi Muslim yang mampu, baik secara keuangan maupun kekuatan fisik atau kesehatannya.

Terkait keberkahan dalam berhaji, dalam QS Al-Hajj ayat 27 dan 28 disampaikan terkait perintah dari Allah SWT agar Nabi Ibrahim mengajak Muslim berhaji dan apa manfaat ibadah tersebut.

Baca Juga

"Dan berserulah kepada manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir." QS Al-Hajj 27-28)

Berdasarkan ayat tersebut, bisa dipahami jika hanya umat Muslim yang benar-benar menunaikan ibadah haji yang dapat merasakan berkah yang sebenarnya. Imam Abu Hanifah, diriwayatkan, tidak yakin ibadah mana yang lebih utama. Meski demikian begitu dirinya melakukan haji, dia tidak ragu-ragu menyatakan haji adalah yang paling baik dari semuanya.

Dilansir di About Islam, Senin (5/6/2023), cendekiawan Muslim Abul A'la Mawdudi berupaya memberikan jabaran singkat tentang berkah melaksanakan ibadah haji.

Berkah Berhaji yang Bisa Dirasakan Muslim

3. Dampak haji

Selama dua atau tiga bulan sejak seorang Muslim mempersiapkan perjalanan hajinya hingga kembali ke rumah, akan terlihat dampak yang luar biasa terjadi di hati dan pikirannya.

Proses ini memerlukan pengorbanan waktu, uang, kenyamanan, serta pengorbanan banyak keinginan dan kesenangan fisik. Semua ini didedikasikan untuk Allah SWT, tanpa motif duniawi atau egois.

Penulis jurnal berjudul Tarjuman Alquran ini menyebut, usai melaksanakan haji seseorang akan hidup dalam kesalehan dan kebajikan yang berkelanjutan, serta mengingat Allah terus-menerus. Kerinduan serta cinta kepada-Nya meninggalkan bekas di hati peziarah yang bertahan selama bertahun-tahun.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement