REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) bersama dengan PT Smelting dan Taman Safari Indonesia (TSI) meresmikan Pusat Penelitian Terpadu dalam kegiatan riset reproduksi Banteng Jawa (Bos Javanicus). Beroperasinya Pusat penelitian ini bertujuan mengoptimalisasi program konservasi Banteng Jawa dan revitalisasi genetik Sapi Bali.
Mewakili Kepala BNPT, Kasubsatgas Sinergitas Penanggulangan Terorisme Wilayah Jawa Timur, Kol Pas Sujatmiko, menyampaikan apresiasi dan kekaguman yang mendalam atas komitmen dari Taman Safari Indonesia dan PT Smelting dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan konservasi dalam rangka menjaga kelestarian alam juga kesinambungan kehidupan untuk generasi mendatang.
"Kegiatan hari ini merupakan perwujudan nyata konsep pentahelix dan semangat kerja sama dan multipihak dalam melawan ideologi radikal terorisme, terdapat kesinambungan antara kerja konservasi dan pengembangan ilmu pengetahuan oleh Taman Safari Indonesia, pemberdayaan masyarakat oleh PT Smelting, dan upaya pencegahan tindak pidana terorisme yang dilakukan oleh BNP," ujar Sujatmiko dalam siaran pers, Selasa (6/6/2023).
Kegiatan konservasi dan revitalisasi genetik sapi Bali dilaksanakan di Taman Safari Indonesia II Prigen, saat ini telah didatangkan 10 (sepuluh) ekor sapi Bali betina asli dari Bali dan 1 (satu) ekor banteng jawa jantan dewasa hasil penangkaran yang selanjutnya akan dikawinkan melalui inseminasi buatan.
Selanjutnya, akan dilakukan proses penelitian secara intensif untuk memastikan anakan sapi Bali dan Banteng Jawa tersebut, dapat menjadi terobosan genetika masa depan untuk peningkatan kualitas genetik sapi bali dan menghasilkan indukan unggul yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Sujatmiko mengungkapkan, BNPT RI bekerja sama dengan berbagai unsur pentahelix menjalankan program pembangunan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di Turen, Kabupaten Malang. Program ini merupakan salah satu bentuk pendekatan lunak pencegahan tindak pidana terorisme yang mengedepankan aspek kesejahteraan dengan memberikan pemberdayaan kepada mitra deradikalisasi, penyintas dan masyarakat untuk mengembangkan produktivitas ekonomi.
"Ke depannya kita ingin Mitra Deradikalisasi dapat berintegrasi dengan baik, tidak menjadi komunitas ekslusif dan dapat berbaur dengan Masyarakat, dimana hal ini sejalan dengan citacita dan semangat dibentuknya Kawasan Terpadu Nusantara," kata Sujatmiko
Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, menjelaskan, bahwa hasil revitalisasi atau pemuliabiakan yang merupakan Program CSR PT Smelting ini, selain memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan menjaga keanekaragaman hayati, diharapkan juga dapat memberikan dampak kesejahteraan secara ekonomi kepada masyarakat.
"Selanjutnya hasil pengembangan peternakan sapi bali akan digunakan untuk kegiatan di Kawasan Terpadu Nusantara, dimana kebermanfaatan (program konservasi) ini akan dirasakan oleh Masyarakat Peternak di Turen dan Mitra Deradikalisasi," ucap Jansen.
Pada kegiatan yang juga bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada 5 Juni ini juga dihadiri oleh beberapa pihak diantaranya Jansen Manangsang, (Direktur Grup Taman Safari Indonesia), Hideya Sato (Executive President director PT Smelting Indonesia), Ir Indiah Aryani Kepala dinas peternakan jawa timur, Takeyama Kenichi (Konsulat Jenderal Jepang), Perwakilan balai besar KSDA Provinsi Jawa Timur, Akademisi dari Institut Pertanian Bogor dan Universitas Airlangga.