REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Belakangan ini masyarakat banyak yang memperbincangkan tentang maraknya kasus pencurian uang dianggap dilakukan jin tuyul.
Bahkan, warga Tasikmalaya sampai memasang spanduk bertuliskan, “Mohon kesadarannya kepada pemilik tuyul jangan lagi beraksi di daerah Burujul perbuatan Anda dosa besar”. Lalu Apakah kita wajib percaya tentang adanya jin?
Dalam buku “M Quraish Shihab Menjawab” terbitan Lentera Hati dijelaskan bahwa sebagai orang yang percaya pada Alquran, kita berkewajiban mempercayai adanya makhluk yang dinamai jin. Kata “Jin” sendiri terambil dari akar kata yang bermakna “tertutup”.
“Ini, agaknya, untuk mengisyaratkan bahwa makhluk tersebut tertutup atau tidak dapat dilihat oleh pandangan manusia (secara umum),” kata M Quraish. Hal ini dikuatkan antara lain oleh firman-Nya,
اِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْللِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ “Sesungguhnya dia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari satu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS Al Araf [7] ayat 27).
Jika demikian, menurut M Quraish, informasi tentang mereka hanya dapat diketahui dengan pasti melalui wahyu Ilahi.
Syukur ditemukan sekian banyak ayat yang membicarakan mereka, bahkan surat ke-72 dalam Alquran dinamai surat al-Jin. Misalnya tentang atas kejadiannya, dikatakan.
وَخَلَقَ الْجَاۤنَّ مِنْ مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍۚ “Dan Dia (Allah) menciptakan jin dari nyala api” (QS Ar Rahman [55] ayat 15).
Diinformasikan juga bahwa jin mempunyai masyarakat dan memiliki keturunan serta diutus kepada mereka rasul-rasul. (QS Al Anam [6] ayat 130), dan para jin mengakui bahwa,
وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذٰلِكَۗ كُنَّا طَرَاۤىِٕقَ قِدَدًاۙ “Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh-saleh (taat beribadah) dan ada juga di antara kami yang tidak demikian. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS al-Jin [72] ayat 11).
Sebelumnya, heboh tuyul di Tasikmalaya. Seorang warga di Kampung Burujul 1, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya yang kesal dan gerap akibat uangnya kerap hilang secara gaib.
Bakan, salah seorang warga di kampung itu pun memasang sebuah spanduk agar pemilik tuyul yang beraksi di lingkungannya sadar. Pasalnya, perbuatan memelihara tuyul adalah sebuah dosa besar.
Warga yang masang spanduk itu bernama Euis (55 tahun). Bukan tanpa alasan Euis memasang spanduk sebesar 1x2 meter di depan rumahnya itu. Selama ini, perempuan yang memiliki usaha warung tersebut mengaku sering kehilangan uang.
"Kejadian begini, kalau ada uang beras buat belanja sekitar Rp 1 juta, saat mau buat belanja hilang Rp 100 ribu. Lalu besok lagi hilang lagi Rp 100 ribu," kata dia, Sabtu (3/6/2023).
Baca juga: Mengapa Tuyul Bisa Leluasa Masuk Rumah? Ini Beberapa Penyebabnya
Bukan hanya uang hasil jualannya yang pernah hilang. Uang untuk membayar pajak atau uang arisan miliknya juga pernah hilang. Padahal, uang itu disimpan di dalam laci yang terkunci. Kuncinya pun selalu dibawa olehnya.
Kejadian kehilangan uang itu bukan baru-baru ini dialami Euis. Itu sudah lama terjadi. Namun, makin lama uang miliknya makin sering hilang.
Dia mengaku, pernah datang ke 'orang pintar'. Menurut 'orang pintar' itu, uangnya hilang diambil tuyul. Euis pun mengaku pernah melihat sosok kecil dan hitam beberapa kali. Dia menduga, sosok itulah yang merupakan tuyul dan mengambil uang miliknya.
"Kata saya, suruh buat spanduk agar yang punya tuyul sadar. Kalau orang kan mungkin semua dibawa, tapi ini hanya Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu," kata dia.