Ahad 11 Jun 2023 18:52 WIB

Viral Netizen Keluhkan Tes BUMN Mepet Shalat Jumat dan Sulit Diakses, Ini Kata Kementerian

Peserta tidak dapat menggunakan ponsel, tablet, atau smartphone.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan program rekrutmen bersama BUMN (RBB) 2022 memiliki peran penting untuk keberlanjutan kepemimpinan di BUMN.
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan program rekrutmen bersama BUMN (RBB) 2022 memiliki peran penting untuk keberlanjutan kepemimpinan di BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi SDM dan IT Kementerian BUMN Tedi Bharata mengingatkan para peserta tes Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) 2023 mengikuti seluruh petunjuk teknis agar tidak gagal dalam proses ujian yang dilakukan melalui platform digital tersebut.

"Ini penting kami ingatkan agar peserta terhindari dari kegagalan karena hal-hal yang bersifat teknis seperti peralatan yang digunakan dan hal terkait lainnya," kata Tedi Bharata dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (11/6/2023).

Seperti diketahui tes RBB 2023 dimulai Senin (12 Juni) hingga 20 Juni mendatang. Rinciannya, pada 12-19 Juni untuk lulusan D3,S1/D4,S2 dan pada 20 Juni untuk lulusan SMA.

Mengacu kepada data yang ada, animo peserta tes RBB 2023 sangat luar biasa. Sekitar dua juta orang mendaftar untuk ikut tes, namun 800 ribu orang yang lolos syarat administrasi dan diundang untuk mengikuti tes secara online.

Kepada para peserta, ujar Tedi, pihaknya telah mengirimkan email terkait tahapan dan petunjuk teknis tes rekrutmen BUMN. Pengumuman serupa juga diunggah di sejumlah akun media sosial yang dikelola oleh Forum Human Capital Indonesia (FHCI) selaku penyelenggara RBB.

Salah satu persyaratannya, peserta wajib menggunakan komputer PC atau laptop yang dilengkapi kamera dan mouse saat mengikuti ujian online. Peserta tidak dapat menggunakan ponsel, tablet, atau smartphone lantaran tidak cocok dengan sistem yang ada.

Tedi mengatakan, dirinya mencermati adanya keluhan seorang calon peserta di sebuah platform media sosial. Dalam video yang diunggah di platform itu, pemilik akun mengeluhkan waktu ujiannya mepet dengan jam salat Jumat.

Merespon hal itu, Tedi mengatakan itu terjadi lantaran peserta tersebut menggunakan ponsel sehingga tidak semua fitur berjalan dengan baik.

"Yang bersangkutan juga telah mengakui dirinya mengikuti tes menggunakan ponsel dan tidak membaca secara detail petunjuk teknisnya. Hal seperti inilah yang perlu dihindari," ujar Tedi.

Tes yang diikuti pada hari Jumat lalu itu, lanjutnya, bersifat uji coba, bukan tes sebenarnya (live test). Uji coba itu dimaksudkan agar peserta punya waktu mempersiapkan kehandalan perangkat dan jaringan internet saat mengikuti tes sebenarnya.

Lantaran bersifat uji coba, tes tersebut tidak wajib diikuti dan tidak mempengaruhi penilaian. Dari sisi durasi, kata Tedi, trial test itu maksimal 30 menit, tapi bisa lebih cepat jika peserta bisa menjawab soal sebelum waktu berakhir. Dalam video itu, pengguna akun memang mengakui dirinya menggunakan smartphone. Dalam dialog dengan sesama pengguna di platform itu, yang bersangkutan mengakui kesalahpahamannya.

Tedi menegaskan kembali bahwa sesuai persyaratan tes akan menggunakan PC/laptop serta kamera pada komputer PC/laptop wajib dinyalakan saat pelaksanaan ujian. Jika tidak, peserta akan otomatis gugur. Dia juga mengingatkan peserta untuk menghindari segala bentuk kecurangan dan mengedepankan akhlak saat mengikuti tahapan tes online.

Sebab, pelaku kecurangan akan dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) sehingga tidak dapat lagi mengikuti rekrutmen BUMN di tahun-tahun mendatang. Hal ini telah diterapkan pada peserta yang melakukan praktik curang saat tes Rekrutmen BUMN tahun lalu.

Untuk mendeteksi praktik kecurangan, kata Tedi, pihaknya telah memaksimalkan sistem proctoring. Perilaku yang dianggap praktik curang termasuk perjokian dan pembukaan tab, window, atau halaman lain pada perangkat yang digunakan saat tes. Setelah pengerjaan tes selesai, peserta akan mendapatkan pop up notifikasi hasil tes yang telah dikerjakan sebagai bentuk transparansi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement