Selasa 13 Jun 2023 14:48 WIB

AS Sebut Cina Tingkatkan Fasilitas Mata-Mata di Kuba

Cina meningkatkan fasilitas pengumpulan informasi intelijen di Kuba pada 2019.

Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina-Amerika Serikat (ilustrasi). Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Cina meningkatkan fasilitas pengumpulan informasi intelijen di Kuba pada 2019.
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika Serikat (ilustrasi). Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Cina meningkatkan fasilitas pengumpulan informasi intelijen di Kuba pada 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan Cina telah lama menjalankan operasi mata-mata di Kuba, menyusul laporan bahwa Beijing dan Havana menyepakati penempatan pos pendengaran di negara pulau itu. Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Cina meningkatkan fasilitas pengumpulan informasi intelijen di Kuba pada 2019, dan sebagai tanggapan, pemerintahan Biden menegaskan perlunya pendekatan langsung guna menangani isu tersebut.

"Kami telah menjalankan pendekatan secara senyap dan hati-hati... Saya tidak bisa menjelaskan langkah-langkah yang kami ambil tetapi strategi kami dimulai dengan diplomasi," tutur Blinken pada Senin (12/6/2023).

Baca Juga

"Kami telah berbicara dengan pemerintah negara-negara yang mempertimbangkan untuk menjadi tuan rumah bagi pangkalan Cina," ujar dia.

Langkah itu disebutnya telah memperlambat upaya Cina untuk memperluas militer dan jejak intelijennya di seluruh dunia, yang terus diawasi oleh AS. "Kami yakin bahwa kami dapat memenuhi semua komitmen keamanan kami, baik di dalam negeri maupun di kawasan," kata Blinken.