Rabu 14 Jun 2023 08:28 WIB

AS Desak India Membeli Drone MQ-9B

AS berpikir baik bagi India untuk membeli drone MQ-9B.

 Perdana Menteri India Narendra Modi berbicara dengan Presiden AS Joe Biden saat mereka tiba untuk sesi kerja pertama KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Selasa, 15 November 2022.
Foto: Sean Kilpatrick/The Canadian Press via AP
Perdana Menteri India Narendra Modi berbicara dengan Presiden AS Joe Biden saat mereka tiba untuk sesi kerja pertama KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Selasa, 15 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mendorong India segera merealisasikan pembelian drone dari mereka. Desakan ini muncul menjelang kunjungan Perdana Menteri India Narednra Modi ke Washington pada 22 Juni mendatang. 

India juga sebenarnya telah lama menyatakan ketertarikan membeli drone jenis ini. Namun, terhambat keputusan birokratik selama bertahun-tahun. Nilai kesepakatan pembelian drone ini bisa mencapai 2 miliar hingga 3 miliar dolar AS. 

Negosiator AS berharap bakal ada kesepakatan antara Modi dan Presiden Joe Biden soal pembelian drone SeaGuardian MQ-9B saat mereka bertemu di Washington. Drone ini bisa dipersenjatai untuk melakukan pertempuran. 

‘’Sejak tanggal kedatangan Modi sudah diputuskan, Kementerian Luar Negeri, Pentagon, dan Gedung Putih meminta India memberikan kemajuan terkait kesepakatan pembelian setidaknya 30 drone buatan General Atomics itu,’’ ujar dua sumber, Selasa (13/6/2023). 

Kedua sumber tersebut juga mengungkapkan, Modi dan Biden diharapkan pula membahas mengenai  produksi bersama senjata militer dan kendaraan darat, seperti pengangkut personel bersenjata saat kunjungan ke Washington itu. 

Kementerian Luar Negeri, Gedung Putih, dan Pentagon menolak memberikan komentar mengenai isu ini. Hal yang pasti, Biden mempererat hubungan dengan India untuk membendung pengaruh Cina. 

Fokus Biden adalah pada kemitraan teknologi militer meski selama ini kedua negara tak banyak terlibat dalam aliansi keamanan secara resmi. New Delhi yang sering kali tak memberikan dukungan pada blok tertentu, akhir-akhir ini membuat Washington resah. 

Penyebabnya, India lebih intensif membangun hubungan dengan Rusia dalam bidang ekonomi dan pertahanan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu. 

Hambatan birokratis ini bergantung pada rapat internal di pemerintahan Modi, untuk memperoleh dokumen "Acceptance of Necessity" yang akan menjadi surat permintaan resmi mengenai proses pembelian peralatan militer dari negara asing. 

Hingga Selasa, belum diketahui apakah New Delhi telah memutuskan untuk mengeluarkan dokumen internal yang dibutuhkan dalam proses pembelian drone dari AS. 

‘’Itu menjadi putusan yang perlu ditetapkan Pemerintah India,’’ ujar pejabat senior AS. ‘’Kami pikir akan bagus bagi mereka untuk membeli MQ-9B. Namun keputusannya di tangan mereka.’’ 

Topik ini diharapkan tuntas dalam kunjungan penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan yang pada Selasa tiba di New Delhi. Jadi sebelum Modi berangkat ke Washington proses pembelian ada kejelasan. 

Pekan lalu, Kementerian Pertahanan belum memutuskan berapa jumlah drone yang hendak mereka beli. Sebelumnya muncul jumlah 30 unit tetapi kemudian berubah menjadi 24. Bulan lalu, informasinya berubah lagi, menjadi hanya 18 unit. 

Di sisi lain, India kini berupaya membuat komponen peralatan militer di dalam negeri, memperumit proses kesepakatan pembelian drone tersebut. India saat ini juga dalam kelompok Quad yang juga mencakup AS, Australia, dan Jepang. 

Selain India, negara anggota Quad telah mengoperasikan drone MQ-9B. Saat ini, India menyewa MQ-9B untuk operasi penghimpunan data intelijen. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement