Rabu 14 Jun 2023 12:10 WIB

ITB Lakukan Investigasi Atas Kematian Mahasiswa Saat Uji Coba Pesawat tanpa Awak

Di tengah proses investigasi, UKM Aksantara dibekukan sementara.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto
Foto: dok. Republika
Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan investigasi atas kematian mahasiswa saat melakukan uji coba pesawat tanpa awak di Lanud Sulaeman beberapa waktu lalu. UKM yang menaungi almarhum pun dibekukan sementara selama proses investigasi.

"Tim investigasi melakukan kegiatannya selama dua pekan atau lebih," ucap Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto saat dikonfirmasi, Rabu (14/6/2023).

Di tengah proses investigasi, dia mengatakan, UKM Aksantara dibekukan sementara. "UKM Aksantara dibekukan sementara," kata dia.

Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB Tatacipta Dirgantara mengatakan tengah dilakukan investigasi internal. Tim sedang fokus terhadap investigasi. "Sedang ada investigasi internal, jadi fokus ke situ," kata dia.

Sebelumnya, mahasiswa teknik mesin ITB angkatan 2021 Muhammad Rasyid Ghifary meninggal dunia saat melakukan uji coba pesawat tanpa awak di lapangan Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Selasa (6/6/2023). Almarhum terkena pasak yang digunakan untuk melontarkan pesawat berbobot 8 kilogram.

Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB Tatacipta Dirgantara mengatakan almarhum meninggal dunia Selasa (6/6/2023) kemarin saat melaksanakan kegiatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) yaitu membuat pesawat tanpa awak. Almarhum dan rekan-rekannya membuat pesawat untuk kontes robot terbang yang tiap tahun diikuti.

"Mereka buat pesawat tanpa awak diuji coba di Lanud Sulaiman, tim mahasiswa semua," ucap dia saat dihubungi, Rabu (7/6/2023).

Mereka ke Lanud Sulaiman pada Selasa (6/6/2023) saat kondisi cuaca hujan. Para mahasiswa pun menyiapkan pelontar pesawat berukuran besar seperti katapel yang ditancapkan ke tanah.

"Biasanya pelontarnya ditancapkan ke tanah, pasaknya ke tanah. Karet ditarik (saat) pesawat dicantolkan dan diterbangkan. Waktu sedang ditarik pasaknya tercabut karena tanahnya lembek bekas hujan," kata dia.

Saat almarhum dan rekan-rekannya menarik pelontar, dia mengatakan, pasak yang dipasang tercerabut dan mengenai Rasyid. Pasak tersebut mengenai bagian tubuhnya yang menyebabkan fatal.

"Katapel gede ditarik beberapa orang, dia (almarhum) narik, pasak kecabut, mental kena ke korban. Pas kena ke lokasi yang fatal, bagian leher belakang," ungkap dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement