REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin berziarah ke makam ulama terkenal di sela kunjungannya ke Uzbekistan, yakni Imam Bukhari dan Al Maturidi. Usai berziarah, Kiai Ma'ruf menyebut penemuan makam Imam Bukhari sarat akan historis dengan Indonesia.
Sebab, Presiden pertama Indonesia, Sukarno, berperan besar dalam penemuan dan pembangunan makam Imam Bukhari ini.
Dikisahkan, pemimpin Uni Soviet pada masa itu dipegang oleh Nikita Khruschev, Bung Karno membuat strategi akan hadir memenuhi undangan apabila pemimpin Soviet ini bisa menemukan makam Imam Bukhari.
"Dulu ini tidak dikenal, tidak ditemukan (makam) Imam Bukhari ini. Tapi Bung Karno menyadarkan pemerintah sini (Uzbekistan) bahwa di sini ada tokoh utama, yaitu Imam Bukhari," katanya usai meninjau Makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan, Kamis (15/06/2023).
Saat ini makam ulama yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Ismail Al Bukhari ini masih dalam tahap rekonstruksi untuk dibangun museum sekaligus masjid lebih besar. Karena kaitan dengan sejarah Indonesia tersebut, Kiai Ma'ruf pun mengusulkan kepada Pemerintah Uzbekistan agar dapat membangun perpustakaan untuk mengenang jasa presiden pertama Indonesia ini yang diberi nama Soekarno Memorial Library.
“Kita sedang mengusulkan supaya di tempat ini dibangun, karena dulu ada kaitan dengan Bung Karno, (yaitu) Soekarno Memorial Library. Semacam perpustakaan Bung Karno, untuk mengenang bahwa Bung Karno yang kemudian menemukan tempat ini (Makam Imam Bukhari)," ujarnya.
Selain Imam Bukhari, Kiai Ma'ruf juga berkesempatan ziarah ke makam Imam Abu Mansur Al-Maturidi, tokoh ulama berpengaruh pada zaman kemajuan Asia Tengah sebagai pusat peradaban Islam dari Uzbekistan.
Menurut Kiai Ma'ruf, Imam Abu Mansur Al-Maturidi merupakan tokoh Aswaja (Ahli Sunah Wal Jamah) paling berpengaruh di Asia Tengah. Melalui segenap karya tulisnya, ia mampu mematahkan paham yang menyimpang melalui argumentasi nalar yang kuat.
Sebagai ahli qalam dan ahli Aqidah, Imam Abu Mansur Al-Maturidi banyak meluruskan dan mengembalikkan paham menyimpang kepada ajaran sesuai dengan aslinya, yaitu paham seperti yang diajarkan oleh Rasulullah dan yang dilakukan oleh para Sahabat Rasulullah.
"Itu aqidah ahli sunah wal jamaah, karena pada waktu itu di sini banyak paham yang Mu’tajilah, Qadariyah, kemudian diluruskan beliau Abu Mansyur Al Maturidi," ujarnya.