Jumat 16 Jun 2023 22:49 WIB

Jelang Puncak Haji, Menjaga Kekompakan Regu Perlu Dijaga

Jamaah haji harus memperbanyak baca doa setiap hari.

Nana Sudiana, jamaah haji asal Semarang kloter SOC-10.
Foto: Dok Nana Sudiana
Nana Sudiana, jamaah haji asal Semarang kloter SOC-10.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Bagi rombongan Nana Sudiana, jamaah haji asal Semarang dari Kloter SOC-10 menjaga kekompakan rombongan perlu dijaga. Apalagi jelang puncak ibadah haji. 

"Pengalaman regu kami, selama ini, dengan komposisi regu yang ada, pengawasan anggota regu relatif terjaga. Sejak dari proses awal di embarkasi awal, dalam penerbangan, juga saat di Madinah dan lanjut saat ini di Makkah," kata Direktur Akademizi ini, Jumat (16/6/2023).

Baca Juga

Menurut pria yang aktif di bidang filantropi ini, dengan jumlah yang terbatas fungsi saling mengingatkan, saling menyemangati serta saling tolong menolong pun semakin efektif berjalan. Apalagi walau ada proses manasik di KBIH, tetap saja pengetahuan dan pemahaman jamaah haji tentang ibadah haji tidaklah sama. 

"Semua jamaah haji tahu bahwa dalam berhaji ada yang disebut tiga larangan haji, yaitu rafats, fusuq, dan jidal. Ketiganya tidak boleh dilakukan selama melaksanakan ibadah haji," kata dia.

Secara ringkas rafats, lanjutnya, berarti perbuatan dosa yang disebabkan oleh gejolak nafsu birahi atau seks. Fusuq, yaitu perbuatan dosa yang disebabkan oleh sifat-sifat tercela, seperti sombong, iri hati, dan adu domba. Adapun Jidal, adalah perbuatan dosa yang disebabkan oleh tidak adanya kesabaran hingga timbul pertengkaran dan berbantah bantahan.

"Nah, fungsi regu ini juga bermanfaat agar setiap jamaah bisa saling mengingatkan jangan sampai melakukan ketiga larangan haji tersebut," paparnya.

Dengan bersama-sama saling menjaga, setiap orang punya batasan yang semakin kuat untuk tidak terjerumus kepada larangan tersebut. Dengan begitu, fokus untuk mendapatkan haji yang mabrur akan semakin berpeluang bisa diraih.

Bersama, ungkapnya, lalu sabar dalam keragaman dan dinamika kelompok dalam sebuah regu juga secara tidak langsung menjadi bagian akhlak Islam, khususnya yang berkaitan dengan soal Tasamuh. Sikap ini bemakna sola sikap toleran. Toleransi sendiri bukan hal mudah, karena dengan kesadaran untuk menjaga persatuan dan kebaikan bersama.

" Dalam sikap tasamuh ini juga diperlukan kedewasaan berpikir dan bersikap atas adanya keragaman, perbedaan kepentingan dan kebutuhan. Saat yang sama, diperlukan juga kemampuan untuk bisa saling pengertian demi lancarnya tujuan bersama, yakni menuju haji mabrur," kata dia.

Dalam kesatuan regu dan juga rombongan, diperlukan jiwa korsa yang kuat untuk saling mendukung terlaksananya kemaslahatan bersama sepanjang ibadah haji. Dalam situasi tersebut, diperlukan juga sikap ta’awun (saling tolong-menolong dalam kebajikan), thaliqul wajhi (menampakkan wajah yang cerah-ceria penuh kedamaian), tawas'au bil-haq tawas'au bi as-shabri (saling mengingatkan dan nasihat terhadap sesama).

"Apakah cukup? Ternyata belum," ungkapnya.

Masih ada dua lagi sifat baik yang diperlukan agar kekuatan regu dan rombongan makin baik yaitu: qanaah (bersifat lapang dada) dan ridha (Sikap merasa senang, rela dan puas menerima dan tidak membenci segala macam bentuk ketetapan Allah SWT). Keduanya diperlukan untuk semakin memperkokoh kekuatan tim dan rasa ukhuwah dalam kesatuan regu atau rombongan. 

Bila di tingkat regu bisa berjalan dengan baik, semoga di tingkat rombongan, kloter sampai secara nasional pun hal ini mampu berjalan dengan baik. "Kondisi yang baik ini, semoga terus terjaga dan istiqomah hingga pada prosesi puncak ibadah haji sampai nantinya pulang kembali menuju Tanah Air," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement