Sabtu 17 Jun 2023 18:54 WIB

Serangan Udara di Khartoum Tewaskan 17 Orang Termasuk Lima Anak-anak

Serangan tersebut juga menghancurkan sekitar 25 rumah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Asap mengepul di Khartoum, Sudan, Rabu, 3 Mei 2023. Banyak orang menjadi korban dalam Perang antara faksi militer yang sudah berlangsung selama dua bulan terakhir.
Foto: AP Photo/Marwan Ali
Asap mengepul di Khartoum, Sudan, Rabu, 3 Mei 2023. Banyak orang menjadi korban dalam Perang antara faksi militer yang sudah berlangsung selama dua bulan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Pihak berwenang kesehatan Sudan mengatakan 17 orang termasuk anak-anak tewas dalam serangan udara di selatan Khartoum. Selain menelan korban jiwa, serangan tersebut juga menghancurkan sekitar 25 rumah.

"Distrik Yarmouk menjadi sasaran serangan udara dan perkiraan sementara menewaskan 17 orang termasuk lima orang anak-anak diantaranya dan menghancurkan 25 rumah," kata Departemen Kesehatan Sudan di halaman Facebook, Sabtu (17/6/2023).

Baca Juga

Dua hari yang lalu dilaporkan pertempuran mengguncang kota-kota sebelah barat Sudan. Perang antara faksi militer yang sudah berlangsung selama dua bulan ini tampaknya meluas. Seorang gubernur wilayah tewas setelah menyalahkan kematian warga sipil pada pasukan paramiliter.

Konflik antara angkatan darat dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) menyebabkan krisis kemanusiaan di Khartoum serta kota-kota besar di wilayah Kordofan dan Darfur. Jejak pertempuan meluas ketika konflik berlarut-larut dan menarik kelompok bersenjata lainnya terutama yang berafiliasi dengan suku tertentu dan pasukan asing.

Gubernur Negara Bagian Darfur Barat Khamis Abbakar tewas pada Rabu (14/6/2023) lalu kata kelompok bersenjata yang ia komandoi, beberapa jam ia menuduh RSF dan milisi sekutunya melakukan "genosida." Detail kematiannya belum diketahui. Dua sumber pemerintah mengatakan RSF bertanggung jawab atas kematiannya.  

"Warga sipil dibunuh secara acak dan dalam jumlah banyak," kata Abbakar pada Al-Hadath TV sebelumnya. Ia mendesak masyarakat komunitas mengintervensi perang ini.

Aktivis mengatakan lebih dari 1.100 orang tewas  Kota El Geneina, ibukota Darfur Barat dalam konflik yang pecah pada pertengahan April lalu. Gubernur negara bagian itu mengatakan serangan di El Geneina awalnya hanya mengincar pemukiman suku Masalit, tapi kemudian menyebar ke seluruh kota.

"Kami belum melihat tentara meninggalkan markasnya untuk membela rakyat," kata Abbakar sebelum ia tewas.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement