Sabtu 17 Jun 2023 20:08 WIB

Lestarikan Sejarah, Jembatan Kahayan dan Kawasan Tugu Soekarno Dilengkapi Water Front City

Upaya mempercantik kawasan tersebut dengan sentuhan modern

Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran terus mengupayakan penataan Kawasan Tugu bersejarah Tugu Soekarno. Kawasan tersebut akan ditata dan dipercantik dengan sentihan modern dilengkapi dengan water front city yang megah.
Foto: Dok Humas Pemprov Kalteng
Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran terus mengupayakan penataan Kawasan Tugu bersejarah Tugu Soekarno. Kawasan tersebut akan ditata dan dipercantik dengan sentihan modern dilengkapi dengan water front city yang megah.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran terus mengupayakan penataan Kawasan Tugu bersejarah Tugu Soekarno. Kawasan tersebut akan ditata dan dipercantik dengan sentuhan modern dilengkapi dengan water front city yang megah.

Sebagai informasi, Tugu Soekarno merupakan tempat pemancangan tiang perdana Kota Palangka Raya pada 17 Juli 1957 oleh Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno yang menyatu dengan Jembatan Kahayan. Jembatan itu merupakan salah satu landmark (ikon) Kota Palangka Raya yang diresmikan Presiden ke 5 RI pada 13 Januari 2022.

“Tugu Soekarno yang menyatu satu kawasan dengan Jembatan Kahayan merupakan tonggak sejarah penting bagi masyarakat Kalimantan Tengah, Tugu Soekarno merupakan tempat pemancangan Tiang perdana Kota Palangka Raya oleh Presiden pertama RI Ir. Soekarno, yang saat itu masih hutan Belantara yang menjadi cikal bakal Ibu Kota Provinsi Kaliamntan Tengah saat ini”, ungkap Gubernur Sugianto Sabran di Palangka Raya, Senin (15/6/2023).

“Sementara Jembatan Kahayan yang menjadi penghubung 4 kabupaten DAS Barito dan Gunung Mas diresmikan oleh putri Ir Soekarno yaitu Megawati Soekarnoputri Presiden ke 5 Republik Indonesia, ini suatu pertalian sejarah yang luar biasa. Jika kita berhenti hanya sekadar bangga saja dengan sejarah tersebut, dia tak kan jadi apa-apa”, imbuhnya.

Ia menyebut upaya mempercantik kawasan tersebut dengan sentuhan modern, adalah bagian dari upaya melestarikan nilai-nilai sejarah yang begitu membumi.

“Kita akan percantik dan lengkapi dengan water front city dan tampilan yang menarik serta kemegahan lampu hias yang menakjubkan. Hal ini akan sendirinya akan membangun eko wisata dan perekonomian masyarakat akan bergerak. Satu sisi kita lestarikan nilai budaya dan sejarah, sisi lain akan menghasilkan pendapatan daerah melalui pengelolaan pariwisata yang terintegrasi,” tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai Ibu Kota Provinsi dan sebagai penyangga Ibu Kota Negara Nusantara, wajib mempersiapkan diri dari segala aspek. Kota Palangka Raya sebagai Ibu Kota provinsi haruslah memiliki kelebihan dan keunggulan, diantaranya membangun landmark (ikon) yang yang dikenang dan abadi, perpaduan antara sejarah, budaya dan pariwisata, serta kearifan lokal.

“Pembangunan Ibu Kota Negara sudah di depan mata, provinsi yang beririsan langsung dengan IKN jangan berpangku tangan, kita harus tangkap peluang itu sebagai suatu momentum berbenah. Hasilnya tentu tidak serta merta kita rasakan sekarang, tapi untuk masa datang apa yang kita lakukan akan menjadi kebanggaan anak cucu kita kelak”, tutupnya.

photo
Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran terus mengupayakan penataan Kawasan Tugu bersejarah Tugu Soekarno. Kawasan tersebut akan ditata dan dipercantik dengan sentihan modern dilengkapi dengan water front city yang megah. - (Dok Humas Pemprov Kalteng)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement