REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial (medsos) belakangan ini dihebohkan dengan pidato seorang pendeta yang bersyukur Indonesia dihuni mayoritas umat Islam. Dengan begitu, ajaran LGBT tidak bisa leluasa bergerak dan bahkan ditolak ketika dikampanyekan di Indonesia.
Adalah Mell Atock nama pendeta itu. Dia berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam beberapa ceramahnya di gereja di depan jemaatnya, Mell Altock tidak segan memuji resistensi kaum Muslim yang menolak ajaran LGBT.
Dia pun membandingkan kondisi di Indonesia dengan di Amerika Serikat (AS), Eropa, hingga Australia, yang gerakan LGBT sudah terlalu kuat. Alhasil, gereja tidak bisa apa-apa dan tidak bisa menolak kampanye LGBT, bahkan ketika sekelompok orang pawai di jalanan dengan telanjang.
Baca: Ajaran Al-Zaytun Menyimpang, MUI Minta Pemerintah Tangani Panji Gumilang
Dia tidak sekadar asal bicara atau hanya mendapatkan informasi dari internet. Pendeta Mell Atock menyaksikan sendiri ketika mengunjungi AS dan negara Barat lain, menyaksikan pihak gereja tidak berdaya dengan gerakan LGBT yang semakin meluas.
"Indonesia ini mungkin karena kita ketimuran, norma-norma masih kuat dan mungkin juga ada kawan-kawan kita agama lain yang juga anti dengan LGBT, kalau harap Kristen agak susah," kata Pendeta Mell Atock dalam salah satu pidatonya dikutip Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (17/6/2023).
Selain diunggah di channel Youtube pribadi, video tersebut tersebar di Tiktok dan Twitter hingga menjadi viral dan mendapat perhatian warganet. Di lini masa Twitter maupun akun Tiktok, potongan video sang pendeta dengan mudah ditemukan karena dibagikan warganet secara masif.
Baca: Isi Lengkap SP-1 Mamma Rosy ke Pegawai yang Sajikan Daging Babi ke Pelanggan Muslim
Sang pendeta bicara resistensi umat Islam terhadap kampanye LGBT...
Pendeta aja anti LGBT, cuma ini doang, kagak tau yg lain pic.twitter.com/4A5kVwijyV
— Momo Gembel 🙄 (@ArwahMiliter) June 11, 2023