Senin 19 Jun 2023 14:31 WIB

Blinken Buka Pembicaraan Hari Kedua dengan Misi Redakan Ketegangan

Blinken juga mendesak Cina untuk membebaskan warga AS yang ditahan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang (kanan) di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, China, Ahad (18/6/2023).
Foto: Leah Millis/Pool Photo via AP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang (kanan) di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, China, Ahad (18/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah membuka hari kedua dan terakhir di Cina dengan bertemu dengan diplomat senior Cina Wang Yi pada Senin  (19/6/2023). Dia berharap pada kunjungan ini dapat bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping.

Blinken maupun Wang tidak berkomentar kepada wartawan saat mereka saling menyapa dan duduk untuk berdiskusi. Pertemuan ini menjadi kesempatan penting dalam meredakan ketegangan yang masih terlihat saat pertemuan hari pertama.

Baca Juga

Dalam putaran pertama pembicaraan pada Ahad (18/6/2023), Blinken bertemu selama hampir enam jam dengan Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang. Setelah pertemuan itu, kedua negara mengatakan, mereka setuju untuk melanjutkan diskusi tingkat tinggi. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa salah satu masalah di antara kedua negara mendekati penyelesaian.

Kedua belah pihak sama-sama mengatakan, Qin telah menerima undangan dari Blinken untuk mengunjungi Washington tetapi Beijing menjelaskan bahwa kedua negara memiliki hubungan yang berada pada titik terendah sejak didirikan. Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Blinken telah menekankan pentingnya diplomasi dan mempertahankan saluran komunikasi terbuka di berbagai masalah untuk mengurangi risiko salah persepsi dan salah perhitungan.

Sementara itu, Cina  menyatakan kembali posisi mereka bahwa hubungan saat ini tidak melayani kepentingan fundamental kedua bangsa. Hubungan yang ada tidak memenuhi harapan bersama dari komunitas internasional.

Dalam pertemuan hari pertema, Blinken juga mendesak Cina untuk membebaskan warga AS yang ditahan. Dia meminta Beijing mengambil langkah-langkah untuk mengekang produksi dan ekspor prekursor fentanil yang memicu krisis opioid di Washington.

"Blinken menjelaskan bahwa AS akan selalu membela kepentingan dan nilai-nilai rakyat Amerika dan bekerja dengan sekutu dan mitranya untuk memajukan visi kami untuk dunia yang bebas, terbuka, dan menjunjung tinggi tatanan berbasis aturan internasional, ” kata Departemen Luar Negeri AS.

Sedangkan Kementerian Luar Negeri Cina membantah pernyataan AS. "Cina berharap AS akan mengadopsi persepsi objektif dan rasional tentang Cina, bekerja dengan Cina dalam arah yang sama, menegakkan landasan politik hubungan Cina-AS dan menangani peristiwa tak terduga dan sporadis dengan cara yang tenang, profesional, dan rasional," ujarnya.

Blinken dan pejabat lainnya telah menekankan pentingnya AS dan Cina membangun dan mempertahankan jalur komunikasi yang lebih baik. Upaya ini sejalan dengan keputusan Biden dan Xi dalam membuat komitmen untuk meningkatkan komunikasi dengan tepat.

"Kami dapat memastikan bahwa kami berkomunikasi sejelas mungkin untuk menghindari kemungkinan kesalahpahaman dan miskomunikasi," kata Blinken sebelum pergi ke Cina.

Xi menawarkan kemungkinan kesediaan untuk mengurangi ketegangan. Dia mengatakan dalam pertemuan dengan salah satu pendiri Microsoft Corp. Bill Gates pada Jumat (16/6/2023), bahwa AS dan Cina dapat bekerja sama untuk menguntungkan kedua negara. Dwina Agustin/ap

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement