REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo dan Menlu Hadja Lahbib dicecar pertanyaan anggota parlemen, Rabu (21/6/2023). Ini terkait persetujuan pemberian visa bagi delegasi dari Iran dan Rusia menghadiri pertemuan wali kota sedunia di Brussels pekan lalu.
Para delegasi menghadiri "Brussels Urban Summit," yang mengundang wali kota dari 300 lebih kota internasional. Termasuk Kota Brussels, Bogota, Kiev, dan Teheran serta Komisi Eropa dan Parlemen Eropa yang membahas mengenai tantangan yang dihadapi kota-kota di dunia.
Lahbib terutama yang mendapatkan lebih banyak pertanyaan memojokkan karena memberikan persetujuan terhadap permintaan visa warga dua negara, Iran dan Rusia, yang saat ini dijatuhi sanksi internasional.
Kejadian ini juga berlangsung selang tiga pekan pembebasan pekerja LSM dari Belgia yakni Olivier dari penjara Iran. ‘’Belgia tak ingin ambil risiko terjadinya persoalan diplomatik dengan Iran,’’ demikian alasan De Croo dan Lahbib soal visa untuk delagasi dari Iran.
Apalagi, ini berdekatan dengan pembebasan Vandecasteele serta tiga warga Eropa lainnya oleh Iran. Namun, anggota parlemen tak menerima alasan tersebut.
Televisi nasional Belgia, RTBF melaporkan, saat berada di Brussels, delegasi Iran memfilmkan anggota parlemen Belgia keturunan Iran, Darya Safai dan anggota lain yang menentang Iran. Safai, merupakan aktivis Iran sebelum melarikan diri ke Belgia.
Safai menyatakan dengan kejadian seperti ini, ia merasa sudah tak merasa aman di Belgia. Apalagi, Wali Kota Teheran Alireza Zakani, yang hadir dalam pertemuan wali kota sedunia di Brussels ini merupakan kelompok politisi garis keras.
Oposisi mendesak Menlu Lahbib meletakkan jabatannya, sedangkan kelompok sayap kanan bahkan mendorong agar Perdana Menteri De Croo mundur.