REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan pihaknya akan memberikan pelatihan kepada wasit selama enam bulan untuk mempersiapkan penerapaan Asisten Video Wasit (VAR) di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 2023/2024. Sebelumnya, Erick mengungkapkan penerapan VAR di Liga 1 ditargetkan akan dimulai pada Februari 2024.
PSSI baru saja mendapatkan nama-nama wasit yang dinyatakan lolos seleksi yang didampingi oleh perwakilan dari Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA). Dari ratusan wasit yang mengikuti seleksi tersebut, hanya 18 wasit yang lolos seleksi dan akan bertugas di Liga 1 sebagai wasit utama, ditambah dengan 24 wasit yang akan bertugas di Liga 2.
Selain itu, seleksi juga diikuti oleh 70 asisten wasit Liga 1, namun hanya 52 wasit yang dinyatakan lulus. Sebanyak 52 asisten wasit yang lulus seleksi itu dibagi dalam dua bagian, dari peringkat 1-36 akan bertugas di Liga 1 dan peringkat 37-52 akan bertugas di Liga 2. Semua wasit yang dinyatakan lulus itu nantinya akan diberikan pelatihan untuk menggunakan VAR.
"Ingat, kami juga perlu training untuk VAR. Ini (VAR) kan akan ada di bulan Februari," kata Erick dalam konferensi pers di GBK Arena, Kamis (22/6/2023). "Saya juga diundang khusus untuk membahas renovasi 22 stadion oleh pemerintah. Jadi ini berkesinambungan antara VAR, renovasi dan fasilitas," ujarnya menambahkan.
Mantan presiden Inter Milan itu mengungkapkan pelatihan wasit akan dimulai pada 20 Juli 2023. Adapun peserta yang akan mengikuti pelatihan tersebut di antaranya adalah wasit-wasit yang dinyatakan lolos seleksi. Ia selalu mengupayakan agar pembenahan sepak bola berjalan beriringan di semua aspek mulai dari sumber daya manusia (SDM) -nya hungga sarana dan prasarananya.
"Mereka akan menjadi bagian training 6 bulan pertama, liga sudah purpose, tanggal 20 (Juli), sudah mulai latihan, karena percuma ada VAR jika tidak bisa mencet-mencetnya," kata Erick.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu juga berdiskusi dengan direksi PT Liga Indonesia Baru, memastikan apa yang harus dilakukan juga ada sabotase selama pertandingan berlangsung.
"Saya juga minta ke liga, bagaimana kalau WiFi mati, kan bisa disabotase, bagaimana nasib pertandingannya. Saya bilang berhentikan, karena sabotase di lapangan selalu terjadi. Karena ada (pihak) yang tidak ingin sepak bola Indonesia maju," kata dia.
Erick berharap sepak bola Indonesia semakin maju sehingga timnas kita bisa bermain seperti Argentina. Ia menegaskan, kelas kita masih jauh dan perlu untuk terus ditingkatkan.