REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin, menyuarakan kritiknya terhadap PT Lion Group. Perusahaan induk maskapai penerbangan itu dinilai telah mengecewakan banyak pelanggan, termasuk yang rutin menggunakan jasanya.
"Sebagai pengguna jasa Maskapai Lion Group yang sering mondar-mandir Jakarta-Sumbawa dan ke kota-kota lain, saya dan istri sungguh kecewa atas pelayanan Lion Group, khususnya Wings (Air) sektor Lombok-Sumbawa," kata Din Syamsuddin dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Ahad (25/6/2023).
Din menjelaskan, pada 25 Juni 2023, barang-barangnya dan milik banyak penumpang lainnya tidak terangkut. Ia mengaku merasa dirugikan karena pakaian yang semestinya dikenakan pada acara penting pada malam nanti tidak ikut dibawa oleh pesawat Wings Air yang mereka tumpangi. Begitu pula dengan makanan yang ia bawa untuk orang banyak mengalami kerusakan.
"Besar kemungkinan, barag-barang banyak penumpang tidak terangkut adalah karena pesawat penuh dengan barang-barang sebuah grup band yang diprioritaskan," kata ketua umum PP Muhammadiyah periode 2005-2010 itu.
Kekecewaannya terhadap Lion Group tidak hanya kali ini. Menurut Din, ada banyak pelayanan maskapai swasta ini yang kerap merugikan pelanggan. Misalnya, seringnya penerbangan dialihkan ke kota lain walau pesawat lanjutan berangkat dari kota itu. Begitu pula dengan perubahan jadwal penerbangan yang terkesan mendadak.
"Saatnya pemerintah mengedepankan pelayanan terbaik bagi rakyat dengan tidak menyerahkan monopoli terhadap satu maskapai saja. Atau, pemerintah melakukan pengawasan ketat, terutama terhadap harga tiket yang sering dinaikkan sepihak," katanya.
"Rakyat terpaksa memilih karena tidak ada pilihan lain sehingga kerap menjadi korban."
Berulang kali
Bukan kali ini saja pelayanan PT Lion Group disoroti tokoh-tokoh Muhammadiyah. Pada awal bulan ini, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti juga menyuarakan kritiknya terhadap Lion Air.
Hampir setiap pekan saya ke berbagai daerah di tanah air. Hampir setiap terbang selalu dengan Lion Group. Hampir setiap penerbangan selalu delay. Dan, mereka (hampir) tidak pernah minta maaf atas keterlambatan penerbangan. pic.twitter.com/CUv5qT6csQ
— Abdul Mu'ti (@Abe_Mukti) June 7, 2023
Kritik ia tumpahkan melalui akun media sosialnya pada 7 Juni 2023. Menurut Abdul Mu'ti, pelayanan Lion Air sering terlambat alias delay. Hampir setiap pekan dirinya bepergian dengan menggunakan pesawat terbang yang dioperasikan Lion Group.
Tambahan pula, lanjut dia, tidak pernah Lion Group meminta maaf atas delay yang terjadi. "Mereka (hampir) tidak pernah minta maaf atas keterlambatan penerbangan. Mungkin mereka (Lion Group) yakin, hampir tidak ada penerbangan lain yang bisa melayani," tulis Abdul Mu'ti dalam akun Twitter-nya, @Abe_Mukti pada 7 Juni 2023.
Ia menyinggung, semua bandara di Indonesia nyaris menjadi "milik" Lion Group walaupun sejatinya bandara-bandara di Tanah Air adalah milik negara. Abdul Mu'ti pun mempertanyakan peran Negara yang semestinya lebih hadir melalui BUMN.
"Ke mana perginya Garuda, penerbangan milik negara itu? Atau, jangan-jangan negara sudah menjadi 'milik' Lion Group?" tulisnya.