REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amerika Serikat (AS) mencatat lima kasus malaria penularan nyamuk dalam dua bulan terakhir. Kasus pertama penularan di AS dalam 20 tahun.
Dalam peringatan yang dirilis Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, Senin (26/6/2023), terdapat empat kasus yang terdeteksi di Florida dan satu di Texas.
Malaria disebabkan parasit yang menular lewat gigitan nyamuk. Orang yang terinfeksi dapat mengalami demam, menggigil, dan gejala-gejala flu. Bila tidak diobati, orang-orang yang terinfeksi dapat mengalami komplikasi parah dan meninggal dunia. Kematian akibat malaria tertinggi beberapa tahun terakhir tercatat pada anak-anak sub-Sahara Afrika.
CDC memperingatkan dokter, terutama yang berada di bagian selatan AS dimana cuaca lebih bersahabat pada nyamuk-nyamuk tropis yang menularkan malaria untuk berhati-hati pada kemungkinan penyebaran. Mereka juga harus memikirkan bagaimana mengakses obat-obatan IV yang menjadi obat-obatan pertama untuk malaria berat.
CDC mengatakan, orang-orang yang terdiagnosis malaria sudah menjalani pengobatan dan 'membaik.'
Setiap tahun AS mendiagnosis sekitar 2.000 kasus malaria, sebagian besar dari pendatang yang berasal dari negara-negara di mana malaria biasanya tersebar.
Sejak 1992 sudah terjadi 11 wabah yang melibatkan malaria dari nyamuk-nyamuk di AS. Wabah pertama delapan kasus di Palm Beach County, Florida, pada 2003.