REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam pelaksanaan ibadah haji, terdapat beberapa tahapan prosesi yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji, salah satunya wukuf di Arafah. Sebenarnya, terdapat alasan historis mengapa wilayah tersebut dinamakan Arafah.
KH Anang Rikza Masyhadi menyebutkan, setidaknya terdapat tiga alasan mengapa wilayah Arafah dinamakan demikian.
Berikut penjelasannya:
Pertama, di sanalah (Arafah) tempat bertemunya kembali Nabi Adam dengan Siti Hawa setelah sekian lama terpisah. Yakni setelah keduanya diusir dari surga dan diturunkan ke muka bumi.
"Keduanya bertemu kembali untuk pertama kali di dunia dan saling mengenal kembali, yang dalam bahasa Arab disebut: "Ta'arofa - yata'arofu," kata Kiai Anang dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (27/6/2023).
Arafah dalam perspektif ini, kata dia, adalah upaya mengenal kembali.
Kedua, karena di sanalah untuk pertama kalinya pelajaran manasik haji disampaikan. Yaitu oleh malaikat Jibril AS kepada Nabi Ibrahim AS.
Setelah lengkap semua diajarkan, lalu Jibril bertanya kepada Nabi Ibrahim: "arofta?" (sudah mengertikah engkau?). "Aroftu" (aku sudah mengerti) jawab Nabi Ibrahim. Dalam perspektif ini, kata dia, Arafah adalah mengerti dan memahami.
Ketiga, di sanalah orang mengakui dosa-dosanya dan mengetahui bagaimana cara bertaubat: "arofa bi dzanbihi wa arofa kaifa yatuubu". Dalam perspektif ini, dia menjelaskan, Arofah adalah mengakui.