REPUBLIKA.CO.ID, ARAFAH -- Cuaca panas ekstrem di Padang Arafah, Arab Saudi, yang mencapai 45 derajat Celcius memaksa jamaah haji menggunakan payung untuk melindungi diri dari teriknya sengatan sinar matahari saat melakukan wukuf.
Berdasarkan aplikasi cek suhu dan cuaca Weather, suhu di Padang Arafah sejak pukul 10.00 hingga 16.35 (waktu setempat) berkisar antara 42 hingga 45 derajat Celcius.
Akibat suhu ekstrem tersebut, jutaan peserta haji menggunakan payung dan bahkan sering mengguyur kepala mereka dengan menggunakan air.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi juga mengeluarkan peringatan kepada jamaah haji untuk membawa payung dan meminum lebih banyak air untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Seorang peserta haji asal Yordania Abdullah Omar (55) menggunakan payung untuk melindungi diri dari sengatan sinar matahari.
Sementara itu, peserta haji asal Indonesia Muhammad Soleh (45) juga menggunakan payung serta sering membasahkan kepalanya menggunakan air mineral yang dibagi-bagikan oleh petugas Saudi.
Namun, teriknya sengatan matahari tidak memupuskan semangat dari peserta haji asal Malaysia Abdurrahman (43) untuk mendaki bukit Jabal Rahmah yang merupakan lokasi bertemunya Nabi Adam dengan Hawa setelah mereka terpisah ratusan tahun.
Sekitar 2 juta jamaah haji dari berbagai belahan dunia pada Selasa berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf yang menjadi puncak ibadah dan sahnya haji.
Menurut keterangan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, sebanyak 2 juta jamaah haji mulai berdatangan menggunakan bus sejak Senin malam (26/6/2023) hingga Selasa pagi.
Dalam memastikan kelancaran wukuf, otoritas Saudi menerjunkan lebih dari 32.000 petugas kesehatan dan ribuan ambulans yang bersiaga untuk menangani kasus sengatan panas, dehidrasi, dan kelelahan.