REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM – Raja Belanda Willem-Alexander meminta maaf atas keterlibatan negaranya dalam perbudakan dan dampaknya yang terasa sampai saat ini. Ia menyampaikan hal ini dalam peringatan 150 tahun penghapusan perbudakan di Belanda dan bekas koloni di Karibia.
‘’Pada hari ini, kita mengingat sejarah perbudakan Belanda. Saya meminta maaf atas kejahatan terhadap kemanusiaan ini,’’katanya, Sabtu (1/7/2023). Ia menambahkan, rasisme di masyarakat Belanda masih jadi masalah dan tak semua mendukung permintaan maaf ini.
‘’Bagaimanapun, waktu telah berubaha dan Keti Koti, rantai perbudakan benar-benar putus,’’ katanya kepada ribuan orang di Oosterpark, museum perbudakan nasional, di Amsterdam.
Keti Koti adalah kata Suriname yang berarti belenggu telah putus dan ini menjadi tema peringatan 1 Juli mengenai perbudakan dan perayaan kebebasan. Permintaan maaf disampaikan di tengah upaya mengingat kembali kolonialisme Belanda pada masa itu.