Selasa 04 Jul 2023 16:50 WIB

Ribuan Warga Palestina Selamatkan Diri dari Kamp Pengungsi Jenin 

UNRWA menyatakan saat ini perlu pasokan makanan, air minum, dan susu bubuk.

Asap terlihat saat terjadi serangan militer Israel ke Jenin, Tepi Barat, pada Senin (3/7/2023).
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Asap terlihat saat terjadi serangan militer Israel ke Jenin, Tepi Barat, pada Senin (3/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Ribuan warga Palestina meninggalkan rumah mereka di kamp pegungsi Jenin. Mereka menyelamatkan diri setelah pasukan Israel melakukan operasi besar-besaran di Jenin dalam kurun dua dekade terakhir. 

‘’Hingga saat ini, ada 3.000 oranng meninggalkan kamp,’’ ujar Wakil Gubernur Jenin, Kamal Abu al-Roub, seperti diberitakan laman berita Guardian, Selasa (4/7/2023). Ia mengatakan, pengaturan sedang dilakukan untuk menampung mereka di sekolah dan gedung lainnya.

Palang Merah Palestina memberikan gambaran serupa. Jumlah mereka yang meninggalkan kamp pengungsi Jenin sekitar 3.000-an orang. Mereka memperkirakan eksodus akan terus berlangsung karena kemungkinan serangan Israel masih beberapa hari ke depan, 

UNRWA, lembaga PBB yang menangani pengungsi Palestina, menyatakan banyak kamp yang menampung warga perlu pasokan makanan, air minum, dan susu bubuk di tengah masih berlangsungnya kontak senjata. 

Serangan pasukan militer ke kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat melahirkan situasi sulit. Menteri Kesehatan Palestina Mai Al Kaila, mengungkapkan, situasi kemanusiaan di Jenin sangat mengerikan. Ribuan warga Palestina menyelamatkan diri, pergi dari kamp. 

‘’Situasi di Jenin sangat sulit dan keras. Agresi Israel terhadap warga Palestina di Jenin mengakibatkan kerusakan banyak infrastruktur. Jaringan air dan listrik rusak, khususnya di dalam kamp pengungsi,’’ kata Al Kaila kepada Aljazirah, Selasa (4/7/2023).

Ia menambahkan, rumah sakit penuh dengan warga yang terluka. Sejumlah staf kesehatan juga tak bisa mencapai rumah sakit. Karena itu, tambahan pasokan medis dikirimkan ke rumah sakit Jenin untuk mengatasi kondisi seperti saat ini. 

Termasuk 800 unit kantong darah yang dikirimkan dari Central Blood Bank.  PBB menyampaikan, jaringan air dan listrik di dalam kamp pengungsi Jeni rusak akibat pertempuran. 

Wakil juru bicara Sekjen PBB, Farhan Haq kepada BBC Radio 4's Today mengatakan, pusat kesehatan PB belum bisa diopersaikan karena bentrokan senjata. ‘’Kami perlu meyakinkan semua berjalan menurut hukum internasional dan selama 36 jam terakhir itu tak terjadi.’’

Pada Selasa (4/7/2023) pagi, berdasarkan laporan kantor berita Palestina, Wafa, pasukan Israel melemparkan kaleng gas air mata ke Khalil Suleiman Government Hospital. 

Tentara Israel menargetkan keluarga yang berkumpul di halaman rumah sakit, membuat mereka sesak napas. Puluhan keluarga mengungsi di sejumlah rumah sakit. Mereka dipaksa meninggalkan rumah mereka di kamp pengungsi Jenin. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement