Rabu 05 Jul 2023 23:15 WIB

WFH Masih Diminati Pencari Kerja di Singapura

Pencari kerja di Singapura sangat menginginkan WFH.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Sebuah survei yang dilakukan oleh portal loker Indeed, pada bulan Mei 2023, menyebutkan hanya 6,6 persen lowongan pekerjaan yang secara eksplisit menawarkan WFH.
Foto: Republika.co.id
Sebuah survei yang dilakukan oleh portal loker Indeed, pada bulan Mei 2023, menyebutkan hanya 6,6 persen lowongan pekerjaan yang secara eksplisit menawarkan WFH.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Tampaknya antara pemberi kerja dan pencari kerja di Singapura memandang bekerja dari rumah (WFH) dari sudut yang berbeda. Pencari kerja banyak yang tertarik untuk WFH, tetapi pemberi kerja hampir tidak pernah menyebut ‘WFH’ dalam iklan loker mereka.

Melansir SEA Mashable, Rabu (5/7/2023), sebuah survei yang dilakukan oleh portal loker Indeed, pada bulan Mei 2023, menyebutkan hanya 6,6 persen lowongan pekerjaan yang secara eksplisit menawarkan WFH. Meskipun angka ini sedikit meningkat tahun ini, tapi masih jauh lebih rendah dari akhir 2021.

Baca Juga

Di sisi lain, pencari kerja di Singapura sangat menginginkan WFH. Sekitar 3,5 persen pencarian pekerjaan menyertakan kata kunci yang terkait dengan ‘kerja jarak jauh’ atau ‘WFH’. Penelusuran ini selalu populer, tepat setelah kata kunci seperti ‘penuh waktu’ atau ‘paruh waktu’.

Ekonom Senior APAC di Indeed, Callam Pickering, berpikir mungkin ada konsekuensi bagi pemberi kerja yang tidak menawarkan pekerjaan jarak jauh. Karena pencari kerja terus menginginkan fleksibilitas yang ditawarkan oleh pekerjaan jarak jauh.

“Akan menarik untuk melihat apakah keterputusan antara pemberi kerja dan pencari kerja ini, menghambat kemampuan beberapa pemberi kerja untuk menarik kandidat yang cocok di masa mendatang,” kata Pickering.

Jumlah lowongan pekerjaan di Indeed Singapore turun 1,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Ini adalah bulan ketujuh berturut-turut dengan lowongan pekerjaan yang lebih sedikit.

Namun, meskipun menurun, masih ada lowongan kerja 1,7 kali lebih banyak pada Mei ini, jika dibandingkan dengan saat sebelum pandemi. Sedihnya, para ahli memperkirakan bahwa lowongan pekerjaan akan terus menurun selama sisa tahun ini, dan perlambatan ekonomi disebut sebagai alasan utamanya.

Dalam tiga bulan terakhir, beberapa jenis pekerjaan memiliki lebih banyak perekrutan, seperti pengasuh anak (meningkat hampir 34 persen) serta peran keamanan dan keselamatan publik (meningkat 22 persen).

Sektor kesehatan sangat terpukul, dengan lebih sedikit unggahan loker untuk farmasi (-38 persen), dokter gigi (-33 persen), dokter hewan (-24 persen), dokter dan ahli bedah (-22 persen), bahkan keperawatan (-6,3 persen).

Konsekuensinya, sementara tingkat pengangguran Singapura masih rendah di 1,8 persen, mungkin akan naik akhir tahun ini. Meskipun lowongan kerja lebih sedikit dalam satu tahun terakhir, setiap kategori pekerjaan masih memiliki lowongan lebih banyak daripada sebelum pandemi.

Pekerjaan farmasi, misalnya, memiliki unggahan tiga kali lebih banyak dari sebelumnya, meskipun terjadi penurunan besar dalam tiga bulan terakhir. Di sisi lain, pekerjaan matematika hanya mengalami peningkatan kecil sebesar 7,3 persen dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi.

Pasar kerja Singapura masih kompetitif dengan permintaan pekerja yang kuat dan pengangguran yang rendah. Tetapi penurunan terus-menerus dalam unggahan loker untuk bulan ketujuh menunjukkan situasi ekonomi yang lebih sulit, termasuk perlambatan global, yang dapat menyebabkan lebih sedikit unggahan loker di masa depan.

Selain itu, ketidaksesuaian antara sikap pemberi kerja dan preferensi pencari kerja untuk pekerjaan jarak jauh, menambah lapisan kerumitan lainnya. Masih harus dilihat, apakah pemberi kerja akan menyesuaikan pendekatan mereka untuk menarik pencari kerja yang menginginkan peluang kerja jarak jauh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement